"Bisa nemeni aku nggak?" tanyamu siang ini.
Cuaca baru cetar membahana, kau mengajakku keluar rumah. Aku lebih memilih di rumah saja. Jadi, kugelengkan kepala.
"Ayolah. Sebentar saja," ajakmu.
"Kok maksa sih! Aku di rumah saja. Sayang sama badan dan mukaku," gerutuku.
Kau tertawa kecil.
"Gimana kalau habis nemeni, aku ajak ke Pawon Duren," tawarmu.
Kau memang pintar mengambil hati. Kalau aku tak mau menuruti keinginanmu, pasti iming-iming ke Pawon Duren selalu terucap darimu. Dan aku tak bisa menolaknya. Kamu benar-benar tahu kelemahanku.
"Ya udah. Tunggu sebentar. Aku ganti dulu!"
Ada senyum puas terlihat dari wajahmu.
***