Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Karyamu dan Kekasihku

Diperbarui: 14 Januari 2023   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. 

"Terimakasih ya, mbak Tiya. Berkat mbak Tiya, aku ikutan lomba cerpen dan menang," chat-mu saat ada pengumuman kejuaraan lomba cerpen.

Keningku berkerut. Tiya bukanlah namaku. Tapi dia adalah penyelenggara lomba cerpen itu. Aku agak lupa, tahun berapa lomba itu diikutinya.

"Kok mbak Tiya sih, mas?" Tanyaku dengan emoticon bingung.

Tak lama kau menyorot sebuah link lomba menulis cerpen. 

"Itu akun mbak Tiya kan?"

"Iya, mas. Tapi aku bukan Tiya..."

Mungkin saja kau bingung, aku share link lomba menulis cerpen tapi kok bukan aku yang menyelenggarakan. Hahaha.

"Itu kan acaranya mbak Tiya. Terus aku tahu kalau mas Leo itu cerpenis. Makanya aku share, biar mas Leo bisa ikutan lombanya."

"Lha terus nama mbak-nya sendiri siapa?" Tanyamu kemudian. Untuk menjawab pertanyaanmu, kukirimkan sebuah link. Barulah kau sadar atas kekeliruanmu.

Sejak saat itu, kita sering berdiskusi tentang banyak hal. Artikel politik, pendidikan, puisi, cerpen. Terkadang pekerjaan kita bicarakan. Juga rutinitas tahunan yang sering dialami perantau, mudik. Kau sering cerita kalau tidak bisa mudik. Tak ada orang tua yang kan kau temui lagi. Padahal kau kan bisa mengunjungi rumah peristirahatan terakhir mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline