Sejak pertengahan bulan Juli, saya mulai aktivitas pendidikan dan pelatihan (Diklat) secara online, melalui Platform Merdeka Mengajar. Platform ini menawarkan banyak hal bagi guru yang sudah melakukan aktivasi. Mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar, Pengembangan Diri, Mencari dan Berbagi Inspirasi dan sebagainya.
Nah, karena sekarang mulai digalakkan Kurikulum Merdeka maka guru dihimbau untuk belajar secara mandiri pada bagian Pengembangan Diri. Bagian ini meliputi Pelatihan Mandiri dan Komunitas.
Ada 15 topik dari Pelatihan Mandiri ini. Masing-masing terdiri modul yang berwujud video-video atau file. Jumlah modul pun beragam.
Setelah menyimak video pada masing-masing modul, para guru mengerjakan beberapa soal dan menuliskan refleksi. Dari refleksi ini, menginspirasi saya untuk mengembangkan dalam tulisan yang saya publikasikan di Kompasiana.
Alhamdulillah karena sedang banyak-banyaknya guru memelajari modul di Platform Merdeka Mengajar, tulisan-tulisan saya itu banyak pengunjungnya. Artinya tulisan saya membawa manfaat bagi para pembaca, terutama guru-guru.
Sayang, setelah menunggu dalam waktu yang lama (hampir empat bulan), saya harus menerima kenyataan bahwa Aksi Nyata saya hanya satu yang tervalidasi dengan topik Merdeka Mengajar. Sementara dua Aksi Nyata lain yang sudah saya kumpulkan harus diperbaiki ---topik: Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila---.
Saya berpikir bahwa karya Aksi Nyata saya memang tidak berkualitas, maklum pengerjaan tugas cuma saya lakukan di jam-jam pelajaran mata pelajaran lain. Namun setelah membaca pada Saran Perbaikan, barulah saya tahu kalau Topik yang harus diperbaiki, terdapat catatan bahwa tulisan saya ---cerita dan refleksinya--- ternyata serupa dengan tulisan guru lain.
Dengan catatan, Tim Validasi Aksi Nyata terkadang memperbolehkan pengerjaan video, poster dan sebagainya secara berkelompok tetapi pada cerita dan refleksi tidak boleh sama.