Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru Sumber Kekuatan dan Potensi Saat Siswa Bersekolah

Diperbarui: 11 Agustus 2022   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Siedoo.com

Berbicara tentang Kurikulum Merdeka maka sudah pasti akan memancing guru untuk membuka aplikasi Merdeka Mengajar.

Kali ini, saya akan coba menjawab refleksi pada Modul 2 Mendidik dan Mengajar. Apa refleksi yang harus dituliskan? Yuk simak!

Ceritakan sosok guru yang menumbuhkan kekuatan dan potensi Anda sewaktu menjadi murid dulu!

Selama menjadi murid, pastilah bisa menilai guru-guru yang mengajarnya. Karakter, sikap dan perilaku mereka tak lepas dari penilaian siswa. Karenanya terkadang murid memiliki kriteria guru favoritnya masing-masing. 

Saya sendiri juga memiliki guru yang memberikan kekuatan dan potensi saya. Sebut saja yang pertama, Guru Sejarah saat SMP sangat mengesankan bagi saya. Dalam mengajar bisa membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Pelajaran atau materinya mudah dipahami meski kalau ulangan, soalnya sulit dikerjakan.

Coretan-coretan di papan tulis yang teramat penuh masih terkesan sampai saat ini. Ternyata itu agak menular bagi saya dalam mengajar. Saya lebih senang menjelaskan materi dengan gambar-gambar. Kemudian siswa mengeksplorasi gambar-gambar itu.

Selain guru Sejarah di SMP, guru Bahasa Jerman, guru Akuntansi, guru Sejarah, guru PPKn pada tingkatan SMA juga turut memberikan kekuatan atau motivasi dalam pemilihan jurusan selepas lulus SMA. 

Selepas SMA, saya mengikuti UMPTN. Prodi yang saya jadikan pilihan pertama adalah Pendidikan Sejarah, kedua jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UNY. Ternyata saya lolos pada pilihan pertama.

Ya...meski pada akhirnya saya kesulitan untuk mencari tempat atau formasi guru Sejarah, saya mengajar di sebuah SD Muhammadiyah mulai Juli 2005. Kemudian mulai Januari 2006-tahun 2011 saya sempat mengajar IPS Terpadu di SMP.

Kemudian ada guru Agama baik di SMP maupun SMA. Mereka memotivasi saya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Lomba keagamaan terutama. Ya meski dalam lomba tersebut saya banyak mengalami kegagalan. Paling tidak, itu menjadi bekal saya untuk melatih siswa dalam perlombaan serupa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline