Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Hobi Memancing, Mengonsumsi Ikan Hasil Pancingan? Tunggu Dulu!

Diperbarui: 4 Juni 2022   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Sopyan

Saya kira manusia di dunia ini pasti semuanya memiliki hobi meski tak pernah sama semua. Memasak, menulis, melukis, menyanyi sampai memancing. Untuk hobi memancing biasa didominasi oleh kaum Adam. Meski ada pula kaum Hawa yang juga senang memancing.

Saya sendiri dan suami juga memiliki hobi yang sangat jauh berbeda. Saya lebih senang menulis, baik di blog pribadi maupun platform kepenulisan lainnya. Sedangkan suami memiliki hobi merawat aneka tanaman hias, tanaman buah dan memancing.

Ketika memancing, suami lebih senang di sungai, bendungan atau waduk. Peralatan memancing cukup banyak dan dibelinya secara online. Saya tak tahu kapan dia memesan, tiba-tiba saja aneka perlengkapan memancing diantar ke rumah oleh kurir.

Terus terang saya tak pernah menghalanginya untuk melakukan hobinya. Seperti dia juga tak pernah menghalangi saya untuk menulis. Apa yang dilakukannya saya izinkan selama tidak aneh-aneh. Tetapi kalau misalnya dia mau memancing di pantai tak akan pernah saya izinkan.

Yang sering melarang dan menasehati suami untuk mengurangi hobi memancing malah Simbah kakungnya dan adik ipar saya. Memang kalau memancing, suami biasa mengajak teman kerjanya. Tetapi kalau teman kerjanya ada acara lain, dia ajak adiknya (adik ipar saya) untuk memancing. Apalagi itu dilakukan saat saya hamil besar.

"Bojomu ta kandhani, aja sembrono mancing. Wong ya kowe lagi meteng kaya ngono kok malah ditinggal mancing," begitu ucapan Simbah Kakung saat kami menengok beliau. (Suamimu kubilangi, jangan sembrono. Kan kamu lagi hamil gitu kok malah ditinggal mancing).

"Lha kula ajeng kepripun, Mbah. Pun kajenge mawon (Saya harus bagaimana, Mbah. Sudah biarkan saja)," timpal saya ringan, meski sebenarnya ucapan Simbah Kakung ada benarnya juga. 

Jika dalam keadaan hamil besar terus sudah waktunya melahirkan sementara suami memancing, apa tidak akan membuat saya panik. Apalagi suami kalau memancing bisa sampai ke Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Sementara rumah kami ada di kawasan Gunungkidul Yogyakarta. Jarak tempuhnya lumayan jauh.

Namun ada hal yang kadang membuat kesal dari kegiatan memancing yang dilakukan suami. Terkadang tak mendapatkan ikan satupun. 

Saat tak membawa seekor ikan pun, saya mengucapkan, "Lha mbok tadinya mancing di kolammu, mas. Jelas dapat ikannya. Sudah seharian nggak di rumah, ikan juga nggak dapat." Kebetulan di rumah memiliki kolam ikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline