Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerita Mini | Enam Belas Tahun

Diperbarui: 27 Mei 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi:istockphoto.com

Berlalu sudah kisah enam belas tahun yang lalu. Namun kenangan masa-masa itu membekas di hatiku.

Gempa Jogja yang meluluhlantakkan wilayah Bantul dan sekitarnya. Pagi-pagi, belum lagi menunjukkan pukul 07.00 waktu itu.

Goyangan bumi terasa dahsyat. Runtuhlah rumah-rumah di sekitar episentrum gempa. Termasuk rumahmu dan keluargamu, sahabat. Entah di hari ke berapa, aku baru sempat mengunjungimu. Menengokmu. 

Kulihat rumahmu yang luas, tinggal satu ruangan yang biasa dipergunakan untuk tempat parkir sepeda motor kakakmu. Juga kamar mandi yang berdekatan dengan ruangan itu.

Untuk memasak, dilakukan di depan rumah. Menggunakan kayu bakar atau kompor minyak tanah.

Kamu dan ayah ibumu masih bisa mensyukuri itu semua. Tak ada duka tersirat di wajah kalian. Sungguh kurasa ketegaran itu. 

Apalagi tetanggamu banyak yang kehilangan sanak famili. Tegar dan selalu siaga jika ada gempa susulan yang tiba-tiba datang.

Sahabat, di rumahmu, aku belajar tegar juga. Saat itu aku patah hati. Tentu kamu ingat. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline