Harus aku akui bahwa tak ada yang bisa mencuri hatiku selain kau. Ibarat bintang, dari jutaan bintang di angkasa, kaulah yang paling bersinar.
Kalau dulu yang kutahu, saat masih kecil, ada bintang kejora yang paling indah dan cemerlang. Ya, mungkin itulah makanya bisa kusebut kau sebagai kejoraku.
Entah kenapa kau selalu terbayang di pelupuk mataku. Mau makan, minum, mandi, dan segala aktivitas selalu ada kau di hati.
"Gombal," celetukmu singkat. Kulihat rona wajahmu memerah dan tersipu.
Biarlah kau menyebut gombal atas segala ucapanku.
"Lalu harus bagaimana untuk mengungkapkan kalau kaulah yang selalu mengisi ruang hatiku, Vi?" tanyaku.
"Jangan mengatakan kalau aku sepenuhnya mengisi ruang hatimu," tuturmu lembut.
Kau lebih suka memandangi lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan depan rumahmu.
**
Menaklukkanmu bukanlah perkara mudah. Prinsipmu tak kupahami.