Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Perempuan yang Lebih Baik

Diperbarui: 10 Maret 2022   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: grid.id

Aku terhenyak saat kamu mengucapkan kalimat itu. Sebuah ujaran yang menampar muka dan hatiku. 

"Kamu kayak nggak punya iman saja, Cha!"

Aku memang sering curhat padamu kalau aku naksir seorang perempuan. Nama aslinya aku tak tahu. Hanya nama sapaan saja yang kutahu. Tami.

***

Aku meninjukan tangan ke dinding kamar. Mewakili perang batinku. 

Aku mencintai perempuan yang sudah punya kekasih. Tak tanggung-tanggung, kekasihnya adalah sepupuku sendiri. Sungguh nelangsa.

Sebenarnya tak ada persaingan untuk mendapatkan hati Tami. Namun aku sangat kecewa, gebetanku sejak awal kuliah, malah jadi kekasih sepupuku. Rasanya tak ikhlas.

Saat nuraniku berkata, "Ada yang lebih baik dari Tami, Chaaa!"

Lalu dari sisi gelap hatiku seolah memerangi nuraniku. Ya, perang batin tengah berkecamuk di hatiku.

"Ayolah, Cha! Kamu lebih pinter, tampan dan orangtuamu kaya lagi! Cinta ditolak, dukun bertindak!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline