Dunia anak adalah dunia yang sangat berkesan, menyenangkan dan mengasyikkan. Semua yang dialami anak-anak akan dirindukan di masa dewasanya.
Ketika masih anak-anak, bertengkar-rukun-bertengkar dan rukun lagi. Bermain permainan tradisional yang mampu mempererat kesetiakawanan di antara teman sebayanya. Gobak sodor, lompat tali, engklek, dan permainan lainnya pasti lekat di ingatan kita.
Selain itu anak juga belajar bersama orang yang lebih tua usianya. Dari mereka, anak-anak belajar bagaimana bersosialisasi dengan baik. Tata krama dididik oleh orangtua dan guru di sekolah. Tak jarang orangtua atau guru menegur jika anak bersalah.
Terkadang mereka juga memberikan pembelajaran berharga melalui cerita atau kisah dongeng dan sebagainya. Berbahagialah anak yang bisa menikmati kisah yang dibawakan oleh pendongeng.
Di balik adanya pendongeng, pasti ada penulis anak yang juga punya andil besar untuk mempercantik dan memperindah karakter anak. Dari tangan yang memindahkan isi hati dan pikiran penulis, penulis memiliki peran yang cukup besar. Apakah peran penulis cerita anak?
Pertama, penulis cerita anak turut andil dalam melestarikan budaya bangsa. Tak bisa dipungkiri bahwa dari hari ke hari budaya bangsa bisa tergerus oleh menjamurnya budaya asing.
Anak zaman sekarang lebih mengenal idolanya dari luar negeri. Sedangkan budaya yang ditampilkan tentu sangat berbeda dengan budaya bangsa. Keanekaragaman budaya di Indonesia tak dipedulikan, padahal itulah kekayaan bangsa Indonesia.
Dari sini, penulis cerita anak bisa memasukkan budaya setempat untuk menyampaikan amanat kepada anak.
Sekalipun anak tak tertarik, paling tidak mereka tahu akan kekayaan budaya adiluhung bangsa.