Beberapa kali kau menulis status di WhatsApp. Seolah ada sesuatu.
"Kenapa, Bulik?" Tulisku, menanggapi statusmu.
"Nggak kenapa-kenapa kok, mbak. Doanya aja."
Waktu itu aku tak mau bertanya lebih jauh. Meski dalam hati, aku menangkap ada sesuatu yang terjadi padamu. Ya karena waktu itu kau membuat status, foto yang menampakkan punggung tanganmu baru saja diambil sampel darah.
**
Kemarin kau kembali membuat status. Waktu itu kau tuliskan ucapan terima kasih kepada seorang dokter yang memberikan motivasi padamu.
Kuberanikan diri bertanya padamu. Entah apa nanti balasanmu.
"Bulik, ada apa to?" Tanyaku. Aku benar-benar kepo kali ini. Dan balasan WA darimu membuatku semakin kepo.
"Pengen ketemu kamu, mbak. Trus cerita dan memelukmu. Biar aku lega". Ada emoticon menangis di balasanmu.
"Lha ada apa? Sabar ya, Bulik..."