Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Menikah Tanpa Cincin Melingkar di Jari Manis

Diperbarui: 1 November 2020   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: dictio.id

"Ibu, ini cincin ibu ya?"

Si sulung melihat cincin yang sengaja saya letakkan di atas kulkas saat mencuci piring dan gelas. Akhir-akhir ini cincin sengaja saya lepas saat melakukan aktifitas itu. Khawatir kalau akan tergores. Kalau mau beli lagi, emak-emak harus berpikir ribuan kali. Mendingan uang buat kebutuhan pokok harian. Heheh. Begitulah.

"Iya, ndhuk. Nanti taruh lagi di atas kulkas ya!" Pesanku sambil melanjutkan asah-asah ---istilah mencuci piring dan gelas---.

"Mmm... berarti ini cincin pernikahan ibu ya?"

Saya tersenyum. Saya mengira-ngira kenapa si sulung mengenal istilah cincin pernikahan. Pasti sering mendengar dari teman atau saudara yang mau menikah.

"Ibu nggak punya cincin pernikahan, ndhuk..."

"Kok bisa? Biasanya kalau orang menikah 'kan punya cincin pernikahan..."

Pertanyaan serupa dilontarkan kepada bapaknya sepulang kerja. 

"Kenapa ibu sama bapak nggak pake cincin pernikahan?"

Pertanyaan polos yang dilontarkan si sulung memang wajar. Orangtua temannya kemungkinan besar mengenakan cincin pernikahan. Kenapa orangtuanya malah tak mengenakan?

Bukan rahasia, memang saat dilamar atau ijab kabul kami tak menyematkan cincin. Saat mau menikah dulu, calon suami juga sempat bertanya kenapa saya tak mau mengenakan cincin. Padahal meski dia masih prihatin perekonomiannya, pasti akan "bela-belain" membeli cincin pertunangan atau cincin pernikahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline