Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Kau Panggil "Dik" Pertama Kalinya

Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: pak Dody

Masih di bulan Mei. Satu Minggu setelah kamu menyatakan perasaanmu, kita janjian bertemu di depan Masjid Al Ikhlas. Akulah yang memilih tempat pertemuan kita. Kamu hanya manut. 

Letak masjid ini cukup jauh dari rumahku dan rumahmu. Entah kenapa aku memilih tempat itu. Yang jelas, aku ingin semua berawal dari tempat yang baik karena proses dan hasilnya juga akan baik. Menurutku begitu.

Di perjalanan menuju masjid agung di kabupaten kita itu, aku masih agak bingung meski sudah curhat pada Bu Yuni dan saudara-saudara.

"Bu, njenengan mencintai mas Ariyanto? Coba jujur saja. Bagaimana hati njenengan...", begitu nasehat Bu Yuni. Senior kita di sekolah yang baik hati.

Saudara-saudara juga sering meledek saat aku curhat, harus memberi jawaban seperti apa kalau waktu yang kujanjikan untuk menjawab pernyataan cintamu.

"Kalau cewek minta waktu untuk menjawab pernyataan cinta, biasanya diterima, mbak. Hahaha...", itu pendapat Lalo, adik sepupuku. Aku mesam-mesem mendengar ucapan dan gelak tawanya.

**

Menuju masjid Agung Al Ikhlas terasa beda. Meski aku sering dolan atau muter-muter ke Wonosari.

Akhirnya sampai juga aku di halaman masjid ikon dan kebanggaan Gunungkidul itu. Pandanganku mengitari seputar halaman masjid yang lumayan luas.

Tepat di bawah pohon, kamu sudah menungguku. Kamu bilang sudah lama sampai di sana, saat aku tanya sudah lamakah menungguku.

"Soalnya aku penasaran..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline