Alhamdulillah, hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran 2020/2021. Pastinya diawali dengan masa perkenalan para siswa dengan lingkungan baru, teman baru dan guru baru.
Jika tahun ajaran kemarin, para orangtua siswa ---terutama siswa kelas 1 SD atau PAUD/TK--- disibukkan dengan aktivitas mengantar dan menunggui anak di luar kelas. Atau bahkan ada yang harus menunggu di dalam kelas selama beberapa hari.
Suasana menjadi riuh rendah karena tangisan siswa kelas 1 yang tidak mau ditinggal ibu atau ayahnya. Sementara guru dan orangtua sibuk menenangkan anak atau siswa yang merajuk.
Nah saat ini riuh rendah suasana kelas di ruang kelas I tidak lagi terdengar. Pun di PAUD atau TK. Sekolah menjadi sepi meski para guru telah beraktivitas di sekolah. Tentu saja untuk menyiapkan, melaksanakan pembelajaran secara online.
Suasana sepi itu membuat para guru kembali merindukan suasana kelas. Ya meski terkadang suasana kelas terkadang ribut oleh ulah aktif siswa. Akibatnya guru sering menghela nafas dan beristighfar, menahan emosi di dada.
Bagaimanapun para siswa adalah titipan dari orang tua untuk dididik sebaik mungkin. Guru membantu orang tua dalam menimba ilmu dan memperbaiki karakter yang sulit dikendalikan orangtua.
Namun dalam membantu orangtua, tentu harus ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Segala sesuatu dikomunikasikan sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan nasional bisa tercapai.
Kesuksesan pembelajaran tidak hanya tergantung pada guru. Malah lebih banyak dipengaruhi oleh orangtua dan lingkungan belajar siswa di dalam masyarakat.
Memang di sekolah guru bisa mengarahkan para siswa sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para siswa lebih mendengar nasehat dari guru daripada nasehat orangtua.
Itu tak hanya berlaku hanya bagi siswa dari orangtua di luar dunia pendidikan. Siswa yang orangtuanya berprofesi sebagai guru pun sulit dinasehati atau dididik orangtuanya.
"Saya judheg sama anak, nggak manut sama saya. Diajari belajar tapi nggak percaya. Padahal saya juga guru," begitu curhat almarhum teman saya yang mengajar Bahasa Inggris di sebuah SMP.