Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Pembelajaran dari Keblingernya Anak Muda

Diperbarui: 7 Mei 2020   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: republika.co.id

Pasangan suami isteri yang telah diresmikan dalam ikatan suci pernikahan. Mereka pasti menantikan kehadiran buah hati untuk menambah kebahagiaan dan ketenangan rumah tangga.

Sebagaimana kita tahu dan amati bahwa ada pasangan suami isteri yang bertahun-tahun belum juga diamanahi kehadiran buah hati. Mereka akan mendapat tekanan batin, dengan munculnya pertanyaan yang menyakiti hati seperti "Eh...si A sudah punya anak yang lucu. Kamu kapan?"

Banyak ucapan lain yang membuat hati pasangan suami isteri semakin kalut. Ya memang kita tak bisa mengendalikan pertanyaan yang muncul. Padahal bisa saja mereka sangat tersiksa.

Jadi ketika pasangan suami isteri diamanahi buah hati, pastilah akan disambut dengam bahagia. Tak hanya pasutri tadi, tetapi juga keluarga besar dan masyarakat sekitar.

Dirawat dan dididiklah anak dengan harapan sang buah hati bisa menjadi anak yang berbakti dan berpegang pada norma yang ada. 

Kenyataannya tak semua anak sesuai dengan harapan. Di masa remaja atau dewasa malah jauh dari harapan. Karakter sungguh memprihatinkan.

Lihat saja, beberapa waktu terakhir muncul anak-anak muda yang kreatif. Karena kreatifnya akhirnya mereka terkenal. Sayangnya mereka terkenal bukan dengan hal yang positif melainkan karena sisi negatifnya.

Ya mereka kreatif membuat konten video, entah prank atau video lucu-lucuan lainnya. Tetapi jika yang viral adalah prank yang merugikan di saat kondisi tanah air sedang prihatin karena pandemi, rasanya tak elok juga.

Prank dengan memberi bantuan dan bantuan itu ternyata berisikan sampah dan batu. Belum sampai prank itu selesai kasusnya, ada lagi video lucu-lucuan. Shalat dengan menari, menyanyikan lagu Aisyah dengan plesetan dan menghina sang Nabi dan Aisyah.

Kenapa sih banyak orang ingin terkenal atau viral dengan cara yang buruk?

Zaman kecil dulu, saya selalu dinasehati guru dan orangtua, kalau sudah besar jangan cuma mengejar materi. Hati dan pikiran harus imbang. Kepandaian harus diimbangi dengan kecerdasan hati. IQ, EQ, SQ harus sejalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline