Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Meski dengan Suasana Berbeda, Buku Kegiatan Ramadan Tetap Bisa Beri Kesan pada Siswa

Diperbarui: 21 April 2020   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Kegiatan Ramadan tahun ini akan digunakan dengan situasi yang berbeda (foto: sumsel.kemenag.go.id)

Semalam kepala sekolah di instansi sekolah kami mengingatkan agar para guru bisa menyikapi sehubungan dengan Buku Kegiatan Ramadan (BKR) yang telah dipesan jauh hari sebelum pandemi covid 19.

Dengan begitu para guru segera menyampaikan informasi kepada para siswa untuk datang ke sekolah sebentar untuk mengambil BKR. Di salah satu WAG paguyuban orangtua ada orangtua yang sempat menanyakan bagaimana pengisian BKR tersebut mengingat masjid di lingkungan rumahnya yang meniadakan kegiatan tarawih, buka bersama dan kegiatan lainnya selama masa pandemi ini.

Sungguh wajar memang pertanyaan orang tua siswa tadi. Bagaimanapun selama ini, bahkan sejak orangtua siswa masih sekolah, BKR benar-benar menjadi salah satu penyemangat siswa saat itu untuk mengikuti seluruh kegiatan Ramadan di kampung.

Namun pada tahun ini, ada perubahan kegiatan terkait dengan pandemi corona. Di mana para penduduk dihimbau untuk tarawih, mengaji, buka bersama dengan tetap berada di rumah.

Guru di sekolah kami tetap berpegang pada prinsip, siswa memegang BKR untuk menyemangati siswa dalam berpuasa. Ya meski semua ibadah tetap dilaksanakan di rumah bersama orangtuanya masing-masing.

Alhasil tadi siswa yang berada di lingkungan dusun sekolah tadi ke sekolah untuk mengambil BKR di sekolah. Sedangkan siswa yang rumahnya sangat jauh dari sekolah hanya kami kirimkan soft file dan bisa diprint sendiri oleh orangtua siswa.

Mengapa ada siswa yang lokasi rumahnya sangat jauh sementara saat ini dengan sistem zonasi?

Sekolah kami merupakan sekolah swasta milik persyarikatan Muhammadiyah. Sekolah kami bekerja sama dengan pondok pesantren di dusun. Para santri tersebut menimba ilmu agama di pondok pesantren. Sedangkan belajar ilmu pengetahuan di sekolah kami.

Nah para santri tersebut telah dipulangkan oleh pihak pondok sejak Maret lalu. Karenanya ada beberapa orangtua yang bingung untuk mengambil BKR.

Para santri tersebut berasal dari kota Jogja, dan beberapa wilayah Jawa Tengah. Tak memungkinkan untuk ke sekolah. Bahkan orangtua siswa kelas 4 tadi ada yang menelepon yang menyatakan jika siswa wajib mengambil BKR maka bagaimanapun caranya mereka akan ke sekolah.

Saya menerima telepon tersebut sangat mengapresiasi begitu besarnya semangat orangtua untuk mengambil BKR ke sekolah. BKR sekolah memang khusus disusun oleh PDM Dikdasmen Kabupaten. Jika membeli di toko buku pasti tidak ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline