Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Belajar Menemukan Sebab-Akibat dari Perilaku Tertentu pada Diri Anak

Diperbarui: 27 Maret 2020   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: popmama.com

Hampir dua minggu anak-anak belajar di rumah. Kebijakan dinas yang "merumahkan" siswa sementara waktu ini tentunya membuat jenuh anak-anak. Ya meski sebenarnya mereka masih bisa berinteraksi dengan sesama saudara satu sekolahnya yang rumahnya tinggal menyeberang gang.

Tak Pinjami Handphone, Kecuali ada bapaknya di rumah

"Ibu pinjami hand phone satu jam. Tapi gantian ya. Nggak boleh berebut!"

Anak-anak menyepakati persyaratan itu. Namun, namanya anak-anak, kesepakatan hanya dianggap angin lalu. Akhirnya mereka ribut karena handphone saya minta kembali. Salah satu anak merasa belum pegang hand phone. Dan itu berulangkali terjadi.

Belajar dari peristiwa yang sering terjadi tersebut, saya pastikan mereka tidak pinjam hand phone saya karena salah satu anak yang "menguasai" dibanding yang lain. Alhasil ribut dan nangis-nangis. Jadi cara aman, tak saya pinjamkan hand phone meskipun mereka merengek-rengek.

Dari kasus ini anak-anak bisa belajar sebab akibat. Jika tidak menuruti kesepakatan maka tidak ada fasilitas hand phone meski hanya sebentar. Mereka akan belajar disiplin membagi waktu peminjaman handphone agar merasa diperlakukan adil.

Anak-anak bisa pinjam hand phone bapaknya. Itupun kalau bapaknya berada di rumah karena anak-anak pasti akan menuruti perkataan bapaknya. Disuruh mengembalikan handphone, pasti buru-buru mereka menyerahkan handphone-nya.

Televisi menjadi pilihan bagi anak

Ilustrasi: indozone.com

Setelah selesai mengerjakan tugas pembelajaran, anak-anak akan menyetel televisi. Salah satu cara membuang rasa gabutnya. Mereka sadar kalau saya termasuk sebagai ibu yang galak dalam hal hand phone. 

Tayangan kartun dinikmati anak-anak dengan sering memindah channel televisi. Namun kadang anak menonton sinetron horor. Tentu tayangan tersebut kurang pas disaksikan anak-anak.

Film horor yang memang menakutkan bisa berdampak buruk juga. Anak bisa ketakutan dan mengingau saat tidur. Orang Jawa bilang anak akam kagum-kagum. Ada perasaan takut dalam gelap, mendengar suara tertentu dan tidak bisa tidur nyenyak.

Sekali lagi anak ngeyel ketika saya peringatkan untuk memindah channel televisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline