Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Suara Hati Guru dan Tenaga Kependidikan Saat Pasien Positif Virus Corona Semakin Banyak

Diperbarui: 22 Maret 2020   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: jayapenulis.com

Virus corona semakin hari semakin menyebar. Dari pengumuman awal yang positif 2 orang, kini menjadi 450 pasien. 

Rakyat diharap tenang dan tetap berada di rumah. Himbauan datang dari dokter dan petugas kesehatan yang lain. 

"Kami di rumah sakit untuk anda, tolong anda tetap berada di rumah untuk kami."

Begitu himbauan yang beredar di dunia maya dengan berbagai versi. Dengan inti yang sama. Mengingat angka persebaran virus yang begitu cepat dan membuat masyarakat semakin cemas dengan kondisi yang ada.

Berita yang bertebaran di dunia maya, televisi dan sebagainya menambah keresahan dalam masyarakat. Ada tips lagi dari RSCM agar membaca dan mendengar berita hanya dua kali sehari. Agar mental tidak menjadi sakit karena sakit mental akan berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Ya kami setuju dengan ini. Terkadang sakit memang bisa disebabkan oleh pikiran yang ngombro-ngombro alias entah ke mana. 

Berkaitan dengan hal tersebut, banyak pertanyaan kenapa kebijakan bekerja dari rumah tidak berlaku bagi orang-orang yang bekerja di dunia pendidikan? Dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan, pegawai dinas dan sebagainya.

Kami berharap para pahlawan dunia pendidikan dan keluarganya selalu sehat dan tidak mempan virus corona itu. Namun kami tentu merasa khawatir dengan kesehatan kami dan keluarga juga tentunya.

Dalam kesempatan ini, saya dan para tenaga di dunia pendidikan ingin sekali bekerja di rumah, seperti dosen-dosen di perguruan tinggi. Bukan tanpa alasan tentunya.

Pertama kami memiliki anak-anak juga yang belajar di rumah dan harus dijaga agar tidak ke mana-mana. Lucu juga ketika di sekolah ---para guru terutama--- meminta bantuan para orangtua siswa untuk memantau belajar ketika di rumah. Sementara di sisi lain, anak sendiri malah di rumah tanpa pantauan maksimal dari orangtuanya yang guru atau tenaga kependidikan.

Beruntung jika tugas tidak dikumpulkan pada deadline tertentu, kami masih bisa membantu anak-anak untuk mengerjakan tugas pengganti pelajaran di sekolah. Namun bagaimana jika tugas harus deadline pada jam tertentu di mana kami masih di kantor?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline