Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Niat Baik Tak Selalu Bernilai Baik di Mata Manusia, Lalu Bagaimana?

Diperbarui: 16 Maret 2020   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: tubasmedia.com

Manusia selalu berharap bisa mendapatkan sesuatu  sempurna dan sesuai impian maupun harapan. Ingin berprestasi, ingin dipuji, ingin keluarga yang harmonis dan segala ingin lainnya.

Lumrah memang. Namun ketika dihadapkan dengan orang lain atau pihak lain maka terkadang yang didapatkan tidak sesempurna keinginan, harapan dan impian. Malah terkadang berkebalikan seratus delapan puluh derajat.

Begitu juga yang kita lakukan dalam keseharian kita. Tak akan sempurna di mata orang lain. Ada saja yang salah di anggapan mereka. Sekalipun niatan kita adalah baik.

Bagaimana jika itu kita alami?

Memiliki niat yang baik pasti akan mengarahkan perilaku seseorang. Niat akan mendorong seseorang dalam mewujudkan sebuah tujuan.

Dokter menyuntikkan zat imun bagi anak sekolah misalnya. Bagi beberapa anak ada yang menganggap bahwa tindakan dokter atau bidan telah menyakiti mereka. Akhirnya anak-anak di sekolah menangis dan terkadang harus kejar-kejaran dengan guru demi lancarnya imunisasi.

Dengan sedikit paksaan, siswa akhirnya diimunisasi juga. Mereka kurang menyadari bahwa niat dan tujuan para dokter atau bidan yang menyuntikkan zat imun ke tubuh mereka adalah demi kesehatan mereka di masa yang akan datang.

Tentunya masih banyak lagi contoh lainnya. Bahkan bisa jadi kita mengalami sendiri. Membantu orang lain tetapi yang didapatkan hanya sakit hati. Air susu dibalas dengan air tuba.

Kebaikan tetap Harum meski disadari agak terlambat

Allah Maha Tahu, tidak pernah tidur. Dia yang akan menilai manusia itu baik ataukah tidak. Bagi manusia mungkin seseorang layaknya malaikat, belum tentu di mata Allah. Sebaliknya, buruk di mata manusia belum tentu buruk pula di mata Allah.

Manusia perlu menyadari saja bahwa segala sesuatu pasti ada nilai positif dan negatif. Seperti diri sendiri. Pasti memiliki sisi negatif juga. Tak sempurna. Karenanya tak perlu menganggap bahwa dirinya paling baik dan sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline