"Muti belum nikah juga?" Ihsan menanyakan adikku ketika kami bertemu lagi beberapa saat yang lalu.
Aku mengangkat bahu.
"Aku nggak berani tanya, San. Khawatir kalau dia tersinggung," jawabku. Aku ingat Muti patah hati dan begitu tertutup setelah itu.
Ihsan memiliki ide untuk mengenalkan Muti dengan teman kerjanya.
"Lah kenapa nggak sama kamu saja, San?"
Ihsan tersenyum.
**
Dulu kukira Ihsan dan Muti bisa menjadi dua sejoli yang serasi dan saling mengisi. Ternyata, begitu lulus kuliah mereka tak berkomunikasi lagi.
Saat aku sering mengantar Muti kuliah, hatiku bergetar ketika bertegur sapa dengan Ihsan. Namun rasa itu kupendam. Tak mungkin aku menyakiti Muti.
"Lah dulu, aku suka sama cewek. Ceweknya nggak peka..."
"Terus?"