Full Day School yang mulai beberapa tahun belakangan ini pasti akan berpengaruh pada pola makan siswa dan guru. Jika sebelumnya sepulang sekolah siswa dan guru bisa menikmati makan siang di rumah, maka sejak pelaksanaan FDS jadwal makan siang pasti dilaksanakan di sekolah.
Demi menjaga kesehatan dan energi, terkadang sekolah membeli atau memasak sendiri untuk keperluan makan siang. Lebih sering urunan bahan makanan lalu dimasak di sekolah.
Menu yang tersaji tentu tidak mewah. Sambal, kulupan sayur hijau dan ikan asin yang menemani thiwul sudah bisa memulihkan tenaga. Bisa dinikmati bersama atau kembulan. Keseruan dan kehangatan bisa dirasakan guru di sela jam istirahat kedua.
Ada kalanya tersaji gudheg atau lodeh rebung. Mengetahui menu ini, ada seorang tetangga yang kini menetap di kota Jogja, yang berkomentar "Mantap, dik. Tapi kok pakai rebung sih..."
Saya tersenyum. Kami sering berseloroh juga ketika mau menikmati lodeh atau gudheg rebung.
"Alhamdulillah, bisa makan lauk bakal galar..."
Galar adalah alas kasur yang bahan utamanya dari bambu. Menurut kbbi online, galar adalah pelupuh yang terbuat dari bambu dan sebagainya, dipakai sebagai alas tikar di atas balai-balai.
**
Rebung, bung atau bamboo shoot ini merupakan tunas bambu yang masih muda. Rebung ini bisa dijual dalam kondisi siap masak. Artinya pembeli tinggal mencuci bersih lalu merebus atau mengukus irisan rebung dan dibumbui sesuai selera.
Jika memanen rebung maka kelopaknya dibuang, diiris tipis-tipis dan diolah dengan merebus atau mengukusnya. Dalam memanen rebung sendiri tidak boleh terlambat. Jika rebung sudah setinggi kurang lebih 20 cm dan berdiameter 6-7 cm maka harus segera dipanen. Apabila terlambat, sudah pasti tunas semakin keras.
Meski berupa bakal galar atau gedhek, namun nyatanya rebung enak dimakan. Meski tak semua orang menyukainya.