Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Menyoal Vandalisme pada Area Wisata Sejarah

Diperbarui: 16 Februari 2020   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompleks Candi Borobudur tidak lepas dari aksi vandalisme. Sumber gambar: sayaajarkan.com

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan sejarah bangsanya. Perjalanan kemerdekaan Indonesia diraih tak hanya setahun dua tahun. Meski ada beberapa versi yang menyatakan berapa tahun Indonesia dijajah oleh bangsa Eropa, intinya penderitaan yang didapatkan oleh bangsa Indonesia diusir dengan cara yang tidak mudah.

Sebelum bangsa Eropa datang dan menjajah, wilayah Indonesia sudah berdiri kerajaan baik bercorak Hindu, Budha maupun Islam dengan segala peninggalan sejarahnya. Bahkan peninggalan sejarah masa pra kerajaan juga banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Sayangnya banyak koleksi yang hilang atau dijual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Tentunya hal tersebut mengundang keprihatinan seluruh bangsa Indonesia. Peninggalan sejarah sebagai bukti keberadaan bangsa baik di masa kejayaan maupun kemunduran kerajaan bisa ditelaah para sejarawan. Kemanfaatan telaah sejarah sangat dibutuhkan sebagai pelajaran berharga bagi bangsa agar tidak jatuh dalam lubang yang sama atas sebuah peristiwa.

Kemanfaatan peninggalan sejarah tidak disadari sepenuhnya oleh bangsa. Seolah-olah peninggalan sejarah hanya sebuah benda mati tanpa arti. 

Hal yang menyedihkan dan menjadi keprihatinan kita, bahwa para pengunjung pada situs peninggalan sejarah tidak menjaga kelestarian benda-benda sejarah yang ada. Terakhir, ada berita yang mewarnai dinding FB yang memberitakan bahwa Candi Borobudur tak lepas dari aksi vandalisme.

Pada bagian-bagian candi banyak terdapat noda permen karet. Tak tanggung, sekitar 3000an permen karet ditemukan menempel di kompleks candi. Jelas ini berasal dari para pengunjung. Sungguh miris. Candi Borobudur sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia ternyata kotor oleh ulah pengunjung.

Selain permen karet, aksi vandalisme lain seperti pengunjung duduk dan memanjat dinding atau pagar langkan candi/stupa, mencoret-coret, menggeser, mencungkil dan membuang sampah sembarangan pada area candi. (solopos.com)

Akibat banyaknya aksi vandalisme dan keterbatasan mengontrol pengunjung candi Borobudur, BKB akan membatasi kunjungan wisatawan di kompleks Candi Borobudur hingga di lantai VIII.

Sebelumnya aksi vandalisme juga terjadi di museum keraton Yogyakarta. Salah seorang pengunjung duduk dan berselfie pada kursi Sultan pada museum. Akibatnya ada kerusakan pada kursi yang jelas sudah mengalami pengeroposan. Tercatat pada 2015 vandalisme juga terjadi di lingkup Pojok Beteng Kulon Yogyakarta. Bisa jadi di lokasi lain juga ada aksi vandalisme.

Vandalisme di Jokteng kulon (Pojok Beteng Kulon ---Barat--- Yogyakarta tahun 2015. Gambar: tribunjogja.com

Aksi vandalisme ini jelas menunjukkan lunturnya pemahaman nilai-nilai sejarah. Generasi muda tak menyenangi pelajaran sejarah, jarang yang menyukai buku sejarah, materi pelajaran sejarah di tingkat dasar juga sangat terbatas waktunya. Padahal edukasi yang baik untuk menanamkan nilai-nilai sejarah justru berada di jenjang pendidikan dasar.

Edukasi sejarah perlu digalakkan kepada siapa saja. Tak hanya sekolah, dinas pariwisata, dinas pendidikan yang pihak-pihak terkait perlu melaksanakan sosialisasi bagi para penduduk dan pengunjung tempat wisata sejarah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline