Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

[Cerita tentang Hujan] Dia yang Pergi dan Hadir Lagi Kala Hujan

Diperbarui: 19 Juli 2020   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: idntimes.com

Hari ini Amalia, sahabatku, tengah mengadakan resepsi pernikahannya. Dia menikah dengan cinta monyetnya dulu, Edo. Aku sempat menyangsikan rencana pertunangan mereka. Namun mereka berdua menjawab keraguanku itu.

Tentu aku sangat bahagia dengan keseriusan mereka. Jodoh memang tak ada yang tahu. Rahasia Illahi. Putus nyambung, putus nyambung bisa berakhir bahagia seperti mereka.

**

"Kamu musti datang ke pesta pernikahanku ya, Ra!" 

Amalia mengundangku khusus dengan datang ke rumahku. Aku ragu untuk mengatakan iya kepadanya. 

Amalia terus merajuk. Dia mengatakan padaku bahwa saat pernikahannya, dia ingin semua sahabat masa kecilnya bisa datang sekaligus reuni.

Aku menelan ludah. Itu sama artinya aku akan bertemu dengan Aji, teman spesial di masa laluku. Secara mendadak hubungan kami terputus karena dia mengikuti orangtuanya. Maklumlah ayah Aji adalah seorang prajurit. Jadi kapan saja bisa pindah tempat tugas. Waktu itu kami sama-sama kelas 3 SMP.

Hatiku menjadi sesak, saat berpisah dengannya. Dengan diiringi rintik hujan yang tiada henti, dia berpamitan dan berjanji akan menemuiku lagi. Namun kenyataannya dia mendustai janjinya.

Atau aku sendiri yang terlalu berharap bisa hidup bersamanya di masa dewasaku.

"Siapa tahu nanti Aji datang, Ra!" goda Amalia waktu mengundangku. Dia tahu kalau sampai aku bekerja saat ini masih memikirkan Aji.

Aku tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline