Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Fokus Sastra dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Diperbarui: 18 Juni 2021   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh cerpen anak. Screenshot Kompasiana. Dokpri

Pembelajaran dengan fokus sastra sudah dilakukan sejak dahulu. Para siswa, mulai dari jenjang SD sampai SMA, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sering mempelajari sastra. Entah itu puisi, prosa, drama.

Dalam perkembangannya, fokus sastra ini tetap dipelajari sampai saat ini, pada Kurikulum 2013. Meski secara tematik sastra baik puisi, cerita anak didapatkan para siswa. Hanya fokusnya saja yang berbeda karena disesuaikan dengan tingkatan usia.

Sastra anak adalah karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dengan bermediumkan bahasa baik lisan maupun tulisan yang secara khusus dapat dipahami oleh anak- anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak- anak. 

Baca juga: Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar

Karya sastra anak jelas diperuntukkan bagi anak dan perlu memperhatikan kebahasaan yang mudah dipahami anak. Sastra anak adalah sastra yang dihasilkan oleh orangtua untuk anak. Orang dewasa bisa membuat karya sastra anak. Asalkan ciri khas karya sastra anak selalu dimunculkan.

Menurut Sarumpaet setidaknya ada tiga ciri sastra anak. Unsur pantangan. Pada karya sastra anak pantang mengeksplorasi seks, cinta yang erotis, dendam atau hal yang bersifat negatif. Pastikan tema dan amanat bisa memunculkan pelajaran berharga bagi anak- anak.

Baca juga: Pembelajaran Sastra Anak

Kedua, dalam penyajian tokoh harus diperankan tokoh yang sifatnya hitam putih secara jelas. Ada tokoh protagonis dan antagonis. Maklumlah, daya imajinasi anak- anak sangat terbatas. Hal yang bisa ditangkap adalah sebuah sifat yang jelas baik dan jelas buruk. Ini karena anak baru dikenalkan tentang karakter positif atau negatif.

Penekanan pembelajaran dengan fokus sastra tentunya merupakan pembelajaran nilai- nilai melalui kisah tertentu. Amanat atau pesan harus disampaikan secara tepat. Oleh karenanya karya sastra anak harus jelas tokoh hitam- putihnya. Diusahakan tak ada tokoh abu- abu.

Baca juga: Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sastra

Terakhir, cerita dalam karya sastra harus menambah pengetahuan yang memberikan manfaat bagi anak. Anak pada dasarnya belajar sambil bermain dan bersenang- senang. Kesenangan bisa didapatkan dari karya sastra anak juga. Nah, dari sana anak belajar untuk bersikap bijak, mendekatkan diri padaNya dan sikap positif lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline