Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Ini Mimpi dan Harapanku

Diperbarui: 19 September 2019   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: hipwee

Menjadi seorang ibu dan pendidik sudah pasti merasa prihatin dengan berbagai tayangan di layar kaca yang terkesan kurang atau bahkan tidak mendidik. Saya menilai banyak tayangan televisi yang unfaedah dan jam tayang yang kurang pas.

Akibatnya anak ---anak didik--- menyaksikan tayangan yang tak sesuai dengan perkembangan anak. Sinetron alay, baik berbau roman picisan atau horor, sering ditayangkan di jam- jam ketika anak baru saja pulang sekolah dan mau beristirahat di rumah.

Saya jadi membayangkan jika saja menjadi pendidik sekaligus seorang produser atau punya kenalan produser maka saya akan mengajak teman- teman seprofesi atau pemerhati pendidikan untuk bekerjasama memproduksi tayangan yang menarik sekaligus mendidik. Di dalam tayangan itu ada nuansa bermain, bernyanyi dan materi pelajaran.

Alangkah menyenangkan jika ada respon positif dari teman seprofesi. Mengapa saya membayangkan sebuah acara televisi yang demikian? 

Saya perhatikan selama saya mengajar di SD, anak- anak begitu mudah menghafalkan lagu- lagu baik berbahasa Jawa maupun bahasa Indonesia. Sayangnya lagu itu juga bukan untuk peruntukannya. Kebanyakan yang dihafalkan lagu- lagu Didi Kempot, dan sebagainya.

Andaikan semua materi pelajaran bisa disisipkan dalam sebuah lagu atau tayangan televisi, saya yakin bahwa anak akan lebih mudah mencerna materi pelajaran.

Mengingat banyaknya materi pelajaran, maka perlu adanya kerjasama dengan pendidik atau pemerhati pendidikan untuk membuat tayangan penuh edukasi secara bersama- sama. 

Sudah pasti tayangan itu bukanlah tayangan yang mengedepankan profit. Tujuan utamanya adalah agar anak didik bisa belajar dengan santai di rumah. Bahkan jika memungkinkan, ada kuiz berhadiah untuk anak- anak sebagai pemirsa tayangan televisi. Tentu ini akan lebih merangsang anak. Anak akan lebih tertarik untuk mengikuti acara seperti itu.

Beratnya adalah mencari sponsor dari tayangan yang diproduksi tadi. Jika sponsor yang sering mengisi iklan tak tertarik maka bisa memanfaatkan dan bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, dinas sosial, dinas pariwisata, dinas pendidikan. 

Saya yakin mereka akan peduli dengan pendidikan di Indonesia. Mereka akan mendapatkan promosi gratis sekaligus memotivasi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Itu keinginan dan mimpi saya. Semoga saja di masa mendatang banyak produser yang tak hanya mengedepankan dan mementingkan profit saja. Rezeki tak harus berupa uang. Tetapi ilmu dan sesuatu yang bermanfaat juga merupakan rezeki yang tak ternilai harganya. Bahkan bisa bernilai ibadah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline