Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerpen | Mantan

Diperbarui: 28 Agustus 2019   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: lifestyle.okezone.com

Menjalin kisah asmara bertahun- tahun tak menjamin langgengnya sebuah hubungan. Impian untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan bisa saja gagal. Banyak sekali kisah seperti itu, termasuk aku dan kekasihku.

Pacaran sedari SMA hingga hampir lulus kuliah, berakhir sia- sia dan penuh luka di hati. Berawal dari orangtua kekasihku yang tak merestui hubungan kami. 

Ibunya menjadi sosok yang paling tak menyukaiku dan keluargaku. Aku tak tahu apa penyebabnya. Tapi dari kabar yang kudengar, penyebabnya karena aku berasal dari keluarga petani. Ibunya merasa kalau aku dan keluargaku bukan level mereka. 

Sementara bapaknya malah dulunya mendukung hubungan kami. Cerita itu kudapatkan dari saudara sepupuku. Saudara sepupuku menjadi anak buah si bapak mantanku. Jadi ketika bapak itu bercerita kepada saudaraku, pasti akan sampai ke telingaku juga.

Waktu mendengar dukungan bapak kekasihku itu, aku masih berharap jika hubungan kami akan berakhir dengan pernikahan. Ternyata mimpi tinggal mimpi. Meski banyak orang yang menilai kami sebagai pasangan serasi. 

**

Untuk memisahkan kami, kekasihku pada akhirnya sering dijodohkan dengan perempuan lain meski masih menjadi kekasihku. Sungguh kesabaranku diuji. Sampai akhirnya kekasihku memiliki hubungan dengan perempuan lain. Aku tak tahu, apakah dia adalah perempuan yang dijodohkan dengannya ataukah tidak. 

Hubungan mereka berdua terjalin ketika aku masih berstatus sebagai kekasihnya. Tentu aku sakit hati luar  biasa ketika mengetahui kekasihku selingkuh. Tak peduli dengan perasaanku, akhirnya kekasihku lebih memilih perempuan cantik itu dan menikahinya.

Setiap kali aku bertemu ibunya, pasti ada cerita bahagia mantanku dan keluarga kecilnya itu. Karir semakin bagus, harta banyak, anak pintar. Mantanku benar- benar menjadi kebanggaan ibunya.

Kubiarkan saja cerita perempuan sepuh itu mengaduk- aduk perasaanku. Aku hanya berharap suatu saat aku bisa melebihi anak dan menantunya.

Rupanya doa dan harapanku diijabahNya. Aku dipertemukan dengan suami yang baik. Kemudian lahirlah seorang putri dan seorang putra. Putriku sekarang kelas II SD, sementara putraku masih TK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline