Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Rasa Memiliki Itu Pudar

Diperbarui: 26 Agustus 2019   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict: santribicara.wordpress.com

Aku dan mas Mumtaz duduk di teras rumah. Ya...aku lebih senang kalau mengobrol dengannya di teras. Mas Mumtaz pernah protes karenanya.

"Silakan saja mas di dalam rumah. Biar ditemani Husna. Aku di luar saja..." jawabku atas protesnya saat itu.

Mas Mumtaz terhenyak. Reaksiku ternyata di luar  dugaannya. 

Pernah juga mas Mumtaz menanyakan alasanku. Tak kuungkapkan. Aku lebih suka menyimpan sendiri ketimbang mengatakan pada Mas Mumtaz.

Meski diliputi banyak pertanyaan, mas Mumtaz hanya mengikuti kemauanku. 

**

Aku duduk di sisi kiri meja teras. Mas Mumtaz di sisi kanan. Aku masih diam. Tak tahu, apa yang akan kubicarakan dengannya setelah aku diprotes karena berfoto dengan muridku yang kini menjadi mitra kerja juga.

Kumemainkan jari di atas layar HP. Kumengecek pesan atau gambar- gambar dari hasil kegiatan hari ini. Sementara mas Mumtaz memandangiku. Ya...aku merasakannya. Namun aku tak peduli.

"Put, bisakah kamu letakkan HPmu sebentar saja..."

Aku menoleh ke arah ayah anakku itu. Kuhela nafas panjang. Kuletakkan HPku di atas meja.

"Put..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline