Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerpen | Mengenang Masa Lalu

Diperbarui: 6 Agustus 2019   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Loop.co.id

Sebelumnya

Dalam perjalanan kembali ke kampus, tak henti- hentinya aku mengenang akan kisahku dari awal kuliah hingga kini. Tadi aku begitu nekat mengajak Sherly untuk melangkah ke jenjang hubungan yang serius.

Kalau mengingat sejarah kelam masa kuliahku, rasanya tak mungkin aku meluluhkan hati Sherly. Aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Tentunya dia langitnya, aku si bumi. Begitu njomplang prestasi akademik kami.

Namun kurasa ada tangan Allah yang mengatur hidup manusia, termasuk aku, manusia yang sering seenaknya menjalani hidupku. Seolah dunialah yang harus takluk dan menuruti keinginanku. Bukan aku yang mengikuti dunia.

Ya. Dulu aku begitu congkaknya berhadapan dengan orang lain. Aku hanya mengejar kesenanganku. Seolah semua kesenangan yang kudapat dan kunikmati dari harta orangtuaku akan abadi selamanya.

Aku yakin jika Sherly mengetahui kisahku dulu, pasti dia ilfil duluan. Aku begitu menyebalkan bagi teman- temanku. Nyaris tak ada yang mau secara ikhlas berkawan denganku. Rata- rata mereka berteman dengan fasilitas dan uang dari dompetku.

Lama kelmaan aku merasa dimanfaatkan. Aku jadi benci dengan semua temanku. Akhirnya pada masa- masa kuliah aku lebih senang menyendiri. 

Terjerumuslah aku ke sebuah hobi yang sebenarnya tak begitu buruk. Namun cukup membuat kuliahku morat- marit. Apalagi kalau bukan memancing. Pastinya  aku bisa lupa waktu, termasuk lupa makan, minum dan lebih parah aku lupa shalat.

Kalau ingat akan itu, dadaku terasa sesak. Aku begitu bodoh. Kusia- siakan waktu dengan hal negatif.

Sampai akhirnya Nita menemuiku. Dia merasa kesal padaku. Gara- gara aku sahabat dekatnya sakit hati. Aku harus mengobati sakit hatinya dengan kuliah.

Aku sebenarnya tak begitu ingat siapa sahabat dekat Nita. Namun setelah ciri- cirinya disebutkan, mau tak mau aku menuruti keinginan Nita. Sahabat Nita itu ya Sherly. Sebuah nama yang harus kuingat sampai kapanpun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline