Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru Baru

Diperbarui: 18 Juli 2019   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi guru baru, meski berstatus sebagai guru tidak tetap, pastinya banyak pengalaman seru. Seperti pengalamanku. Oh iya, aku baru saja lulus bulan Desember kemarin. Kemudian karena di sebuah sekolah menengah pertama negeri kekurangan guru IPS maka aku mencoba peruntungan menjadi guru di sana.

Dengan fisik kecil, mungil dan masih single, tentu sering digoda sesama guru dan siswa. Pernah juga seorang siswa laki-laki, dalam jam istirahat, menghampiriku.

"Bu Hida, sudah punya pacar belum? Kalau belum, bu Hida jadi istri bapakku saja ya, bu..."

Tak kuhiraukan anak itu. Meski dua tiga kali dia masih bertanya hal yang sama. Kuanggap itu angin lalu. Kenapa mesti kupikirkan kalau lelaki single di dunia ini masih banyak?

Itu ceritaku ketika di luar kelas. Kalau di dalam kelas ketika jam pembelajaran aku pernah dikagetkan oleh seorang siswa, laki- laki juga. Kusebut siswa itu bernama Andang. 

Ketika jam pelajaran tengah asyik-asyiknya berdiskusi tentang kesejarahan, tiba- tiba Andang mengacungkan jari tengah ke arahku. Mungkin saja itu tak disengaja, tapi aku yakin dia pun masih ingat sampai kini. 

Tentu aku kaget bukan main. Lalu aku tanya ke siswa itu, apakah dia tahu maksud acungan itu. Dia tak bisa menjawab dan aku pun tak punya niat memberitahu artinya. Sebagai bahan pelajaran untuknya dan teman- temannya aku memberi PR ke siswa tadi untuk mencari sendiri artinya. Jawaban itu harus diberikan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan berikutnya akhirnya tiba. Setelah aku mengucapkan salam, para siswa langsung mengingatkanku.

" Bu, PR buat Andang....". 

Aku tak langsung menanyakan itu kepada Andang. Aku lebih memilih untuk mengapersepsi pembelajaran sebelumnya. Selepas itu barulah aku melihat ke arah Andang. 

"Bagaimana, Andang? Jawaban PRnya sudah bisa dijawab sekarang?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline