Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Haru Biru Cintaku

Diperbarui: 12 Juli 2019   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluargacinta.com

Kotak beserta cincin itu masih kupegang. Ayah Husna yang memberikan untukku setelah dugaanku keliru. Kuduga kotak cincin itu ditunjukkan padaku untuk menanyakan pantas tidaknya cincin itu untuk Intan. Ternyata cincin itu untukku. Dia mengatakan kalau cincin itu sebagai tanda atas keputusan hatinya. Dia mengizinkan Intan dan putrinya bertemu Dino.

Sebelumnya ayah Husna berseteru dengan Dino. Dino adalah masa lalu Intan---istri ayah Husna---. Darinya aku tahu bahwa yang dikatakan mas Mumtaz dulu adalah benar. Anak yang mereka besarkan bukanlah buah hati mereka.

Ada kelegaan di hatiku setelah mengetahui hal itu. Apalagi cincin yang kuterima dari ayah Husna menegaskan keputusannya. Namun aku masih ragu akan langkah kami. Apalagi kalau bukan restu orangtua mas Mumtaz.

Orangtua mas Mumtaz jelas bisa menerima Husna, namun kalau menerima aku ---rasanya--- sulit dan tak mungkin. Ya langkah kami akan menghadapi tembok besar yang sulit kami tembus atau runtuhkan.

Aku sebagai perempuan juga tak mungkin menjerumuskan orang yang kusayangi ke lembah neraka. Aku tak ingin menjerumuskannya dan menjadikannya Malin Kundang masa kini.

Segera kusimpan kotak cincin dari ayah Husna. Kupersiapkan alat pembelajaran hari ini dan bersiap menuju kelas. Masih ada waktu 10 menit untuk ke kelas. Saat ini para siswa di kelasku sedang belajar Pendidikan Agama.

**

Malam ini, ketika Husna telah terlelap, aku mengecek pesan-pesan yang masuk ke kontakku. Biasanya siswa atau orangtua sering menanyakan ini-itu. Aku sebagai pengganti orangtua ketika siswa berada di sekolah harus membangun komunikasi yang baik. 

Satu persatu pesan kubaca dan kubalas. Pesan ayah Husna paling akhir kubaca.

"Put, malam Minggu besok Husna kujemput ya. Neneknya kangen..."

"Oh...iya. Ibunya Husna juga kujemput... "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline