Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerpen | Akankah Menjemput Asa yang Telah Kutitipkan PadaNya?

Diperbarui: 10 November 2019   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pxhere

Aku mulai melakukan penelitian untuk kepentingan skripsiku di semester 6 ini. Pengajuan judul sudah disetujui Pak Usman. Daftar Dosen Pembimbing Skripsi juga sudah diberikan. 

Sambil menyelesaikan beban kuliah di semester ini, menyusun proposal dan lanjut penelitian. Sidang proposal sudah terlalui. Untuk penelitian aku cukup melakukan di kampung halamanku. Tak jauh dari kota Yogyakarta. 

Kesibukanku ini bisa menjadi alasan untuk tidak hadir di wisuda Mas Syafri. Aku hanya menitipkan salam saja lewat teman-teman yang datang. Paling tidak, aku tidak membuat hati seorang perempuan, sahabat yang kini mulai ikut kegiatan UKM di masjid kampus. Asih. 

Setelah dia pulih dari percobaan bunuh diri dan aktif di UKM, dia fall in love. Ya... pada orang yang sama-sama kukagumi. Aku menepi demi melihatnya bahagia. Aku tak ingin Asih kembali melakukan perbuatan nekat yang membahayakan keselamatannya. 

Menepi, mengalah. Itu kuanggap sebagai jawaban dariNya setelah kutitipkan asa dan kupeluk Dia di sepertiga malamku. Pasrah padaNya, menyadari bahwa semua adalah ketentuan sejak ku di dalam rahim ibu, sedikit melupakan sedihku.

Tak dapat kupungkiri, rasa sakit tetap ada. Tetapi paling tidak, kutak pernah menggantungkan dan berharap pada manusia. Kugantungkan asa dan harapan hanya pada Illahi. Hingga kurasakan pelukanNya ketika hatiku mengikhlaskan diri tak bisa bersama orang yang kukagumi. 

***

Beberapa hari ini aku mencari dan mengolah data untuk penelitian. Belum sempat kutuliskan pada bagian-bagian skripsi. Butuh proses lama. Yang penting aku sudah menyicil pekerjaanku. Biar target lulus di tahun keempat bisa tercapai. 

***

Sore hari. Di sekolah di wilayah kecamatan tempat tinggalku. Selepas adzan Asar, aku mengecek HPku. Astaghfirullah. Ada telepon, WA, Video Call dari ibu di rumah. Kubuka WA dari perempuan hebat itu. 

"Ndhuk, lekas pulang. Ada tamu yang mencarimu..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline