Kalau misalnya aku boleh memilih anggota Tim KKN, pasti aku tak mau jadi satu dengan Tio. Tio adalah teman masa kecilku, tapi lain sekolah. Ketika masih kecil dia terbilang cakep. Sekarang nggak lagi, meski Hida, teman KKN bilang kalau Tio itu ganteng. Meski masih kalah sama pak Widi. Ahhha...
Dulunya sering bermain juga. Sampai ada gosip kalau Tio suka sama aku. Hadeh. Masih SD kelas 3 kok sudah cinta-cintaan. Akhirnya aku takut kalau ketemu. Apalagi aku sudah diwelingi sama ibuku kalau aku tak boleh aneh-aneh.
Sampai kami duduk di bangku SMP pun dia sering usil kalau bertemu di jalan. Padahal kami beda sekolah.
Masa SMA tak pernah kudengar tentang dirinya. Maklum aku kos selama SMA. Tak punya kendaraan untuk nglajo. Kalau berkendara motor, waktu untuk bisa sampai ke sekolah dari rumah memakan waktu setengah jam. Kalau ngebis, bisa berjam-jam. Jadi jalan tengahnya aku ngekos di Kos khusus untuk putri.
Tapi aku sedikit terkejut ketika kuliah malah satu kampus dengannya. Hanya beda Fakultas saja. Aku di Fakultas Ilmu Sosial. Dia di Fakultas Bahasa dan Sastra. Ketemu pun jarang. Takdir berkata lain, masa KKN malah selokasi. Sungguh nasib tak bisa ditolak.
***
"Hei... pesanku semalem tak kamu balas?"
Aku terdiam. Batinku bertanya, "pesan apa?". Ah aku jadi ingat, semalam hp hanya kutaruh di bawah bantal. Tak ku cek pesan-pesan yang masuk.
"Pesan apa, Yo? Udah... kamu tanya langsung sekarang aja. Bisa langsung kubalas", kataku dengan cuek.
Kulihat Tio tak seperti biasanya. Salting. Persis kayak orang yang mau nyatain cinta. Hahaaa. Aku tersenyum dalam hati. Aku senang. Dia tak akan iseng lagi padaku. Yess!
Tak berapa lama kemudian dia meninggalkanku. Alamat pekerjaanku akan lebih cepat selesai hari ini.