Hidup bermasyarakat selalu diwarnai dengan perilaku baik yang sesuai maupun menyimpang dari norma yang berlaku. Penyimpangan sosial bukan hal yang baru tapi butuh solusi yang tepat agar perilaku menyimpang bisa lebih terarah ke perilaku positif. Tak hanya saling menyalahkan atau membebankan hanya pada satu pihak.
Kekhawatiran sebagai orangtua
Berita-berita tentang kriminal dari sejumlah anak bangsa marak mewarnai beranda sosmed. Sungguh miris rasanya. Terlebih lagi saya telah memiliki tiga buah hati. Apabila Indonesia selalu diwarnai berita seperti tadi, rasanya sebagai ibu saya jadi was was juga. Padahal tak mungkin selamanya orang tua selalu mengikuti kemanapun anak pergi. Tak mungkin saya menjadi helicopter mom.
Saya ingin sekali anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Secara fisik, mental dan spiritual. Agar kelak mereka bisa matang dan dewasa dalam bertingkah laku dan mengeluarkan kata-kata.
Anak diusahakan dididik agar selalu berpegang pada norma. Ketika anak masuk ke lembaga pendidikan maka saya berarti memasrahkan dan menitipkan anak ke guru agar dididik. Ketika ada kesalahan yang diperbuat atau dimarahi guru, tak serta merta saya marah kepada gurunya.
Kekhawatiran sebagai pendidik
Di samping sebagai ibu atau orangtua saya juga berperan sebagai pendidik. Sebagai pendidik terus terang saya sangat prihatin, sedih, marah, kecewa dengan perilaku anak remaja zaman sekarang. Mendidik anak bangsa adalah tugas dan kewajiban guru. Namun saya--dan guru lain--sering terkendala dengan berbagai tugas tambahan yang menyita waktu dan aturan HAM anak.
Berita yang paling membuat nurani saya sedih dan menangis adalah kasus pengeroyokan terhadap siswi SMP oleh sekelompok siswi SMA. Dalam pengeroyokan tersebut sampai melakukan tindakan keji, tak manusiawi dan menyebabkan trauma bagi korban pengeroyokan.
Astaghfirullah. Tak terbayang bagaimana derita anak itu dan kedua orangtua. Hanya karena permasalahan sepele sampai melakukan tindakan kriminal atau menyimpang. Yang lebih bikin marah si pelaku tak merasa bersalah.
Guru Disalahkan
Di saat rasa prihatin dan perasaan lain yang tak bisa terungkap dengan kata-kata, ada sebuah berita yang kurang mengenakkan bagi guru. Guru kembali disalahkan jika anak atau generasi muda melakukan tindakan kekerasan, kriminal.