Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Laki-laki Berbaju Biru

Diperbarui: 27 Maret 2019   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict: klubwanita.com

Aku tak mengenalnya secara pribadi. Namun aku begitu mengagumi sosok laki-laki berbaju biru. Aku perhatikan dia memang sering berpakaian warna biru. Aku tak tahu, apakah memang warna biru itu warna favoritnya ataukah bukan. 

Aku hanya mengenalnya sebagai atasanku di kantor. Ketika bertemu dengannya ada rasa canggung untuk menyapanya. Namun dengan rendah hati dialah yang tersenyum kepada kami, bawahannya. 

Oh iya. Meski dia karirnya melesat bak anak panah yang lepas dari busurnya, dia belum memiliki pasangan. Dari cerita teman kerjaku yang lebih senior, dia pernah dekat dengan seorang perempuan. Tapi sayangnya orangtua perempuan itu tak merestui hubungan mereka. Akhirnya dia bertekad untuk menjadi orang sukses. Dia ingin membuktikan bahwa orang miskin bisa sukses juga. 

Ironisnya meski telah sukses, restu dari orang tua kekasihnya tak jua dikantonginya. Bahkan dengan teganya sang kekasih dinikahkan dengan laki-laki lain yang memiliki darah ningrat. 

Bobot, bibit, bebet benar-benar menjadi tolok ukur untuk menjadikan seseorang sebagai menantu atau bukan. Jelas kelemahan laki-laki berbatik biru itu hanya satu, berasal dari keluarga miskin. 

Ah... andaikan aku adalah perempuan yang menjadi kekasihnya pastilah bahagia mendapatkan hatinya. Terlalu berlebihan pikiranku itu. Namun setidaknya itulah yang sering aku dan teman-temanku perbincangkan di waktu istirahat kerja. Ngerumpi atasan. Hihihii... 

***

Hari ini kakak sepupuku, mbak Intan, menikah. Akupun ke sana untuk ikut merasakan sukacita keluarga. Aku bersama saudara sepupu lain yang perempuan ada yang membantu menjaga buku tamu, prasman snack maupun prasman nasi. 

Pernikahan dengan menjunjung nilai kekerabatan tinggi. Segala macam masakan yang terhidang adalah masakan tetangga dan saudara pelaksana hajatan. Aku sendiri diberi tugas menjaga prasman nasi. 

Ewuh manten mbak Intan dilaksanakan tiga hari. Pastinya meriah sekali. Musik Campur Sari khas Gunungkidul--yang diprakarsai Almarhum Manthous--mengiringi kemeriahan jalannya ewuh. 

Di hari ketiga atau hari H walimah, suasana ewuh semakin ramai. Kerabat dari pengantin laki-laki berdatangan. Selain itu teman-teman dari mbak Intan maupun manten laki-laki juga datang untuk memberikan restu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline