Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Perjodohan (5)

Diperbarui: 24 Juli 2020   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict: butiranbintang.blogspot.com

Kisah 1

Kisah 2

Kisah 3

Kisah 4

Bagian 5

"Maaf, dik. Aku mengantar kamu pulang dengan kendaraan umum. Uangku habis untuk biaya pengobatanmu. Tapi kalau kamu mau menunggu beberapa bulan, mungkin aku bisa memesankan tiket pesawat..."

Waduh... Aku bingung sendiri. Di tengah rasa bahagia mau dipulangkan, malah Fahri tak pegang uang banyak. Aku berpikir keras, kalau tak segera pulang aku bisa tambah tersiksa di sini. Kalau mau cepat pulang aku harus naik bus umum. Gengsi masih ku pegang teguh. Padahal aku sendiri tak punya uang. Akhirnya aku mengangguk. Lebih baik cepat pulang, daripada di kampung lebih lama.


***

Dalam perjalanan pulang, aku merasa bahagia meski hanya dengan bus umum. Yang penting pulang dan segera diceraikan Fahri. Aku tersenyum puas.

Tiba-tiba terdengar suara HP berbunyi. Fahri menerima telepon. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang telepon. Tapi... Tunggu. Aku merasa ada yang aneh.

"Itu HP siapa, mas?", Tanyaku ke Fahri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline