Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Perempuan, Perhiasan Terindah Dunia

Diperbarui: 14 Desember 2018   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pemikirislam.com)

Membahas tentang perempuan tak akan ada habisnya. Perempuan begitu dimuliakan dalam Islam. Ketika Nabi Muhammad ditanyai tentang siapakah orang yang wajib dihormati, beliau menjawab dan menyebutkan "ibu" sebanyak tiga kali.

Perempuan harus dihormati oleh siapapun, tak terkecuali oleh suami.  Dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, "... Berbuat baiklah kepada para wanita yakni pada isterimu! Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusukmu yang bengkok. Bila kau paksa lurus maka ia akan patah dan bila ia kau biarkan ia akan tetap bengkok. Berlaku baiklah kepada wanita".

Berbuat baik terhadap perempuan dan memperlakukan mereka bak perhiasan dunia memang diajarkan dalam Islam. Perempuan disebut sebagai perhiasan dunia karena beberapa hal.

Lekuk tubuh yang ala gitar Spanyol dan wajah cantik serta pesona inner beauty tak lepas dari alasan perempuan disebut sebagai perhiasan. Selain itu perempuan yang menjadi ibu tidak boleh dipandang sebelah mata oleh laki-laki. Kemuliaan perempuan yang mengandung 9 bulan serta memiliki kesempatan berjihad ketika akan melahirkan buah hatinya.

Perempuan sebagai perhiasan dunia selain melihat kecantikan fisik juga melihat shalihah atau tidaknya perempuan. Mengenalkan ibadah kepada buah hati sebenarnya menjadi tanggung jawab laki-laki. Akan tetapi tugas ini "diambil alih" perempuan. Perempuan dinilai lebih sabar, telaten dan lemah lembut dalam mendidik buah hati. Kepentingan keluarga lebih diprioritaskan daripada harus bepergian, atau berbelanja alat makeup dan perawatan tubuh.

Perempuan yang berkarir di luar pun tetap bisa menjadi perhiasan dunia yang indah. Dia tidak akan ngoyo dalam mengejar karir atau posisi di tempat kerja. Dia bekerja di luar rumah semata karena ingin memberikan manfaat bagi masyarakat umum dan bangsanya.

Apabila dahulu Kartini memperjuangkan emansipasi wanita bukan berarti melepaskan tanggung jawab dan fitrahnya sebagai perempuan. Kartini memperjuangkan pendidikan agar bisa setara dengan kaum laki-laki. Oleh karenanya perempuan tak boleh melupakan kodratnya sebagai perempuan, perhiasan terindah di dunia bagi suami dan anak-anaknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline