Lihat ke Halaman Asli

Altruisme atau Isu Sosial?

Diperbarui: 9 Februari 2017   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini menjadi pagi yang sedikit berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Pasalnya, setelah tidak terlibat dalam aktivitas perkuliahan selama hampir tiga minggu dikarenakan berakhirnya proses perkuliahan semester ganjil, kini waktunya saya untuk memulai semester genap yakni semester empat dengan proses registrasi yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan kembali hak menimba ilmu disemester yang baru.

Perkiraaan saya akan terjadi antrian yang panjang dan "membludak" karena sistem regis di kampus saya masih dilakukan secara manual dan untuk seluruh mahasiswa hanya digunakan satu loket penukaran kwitansi. Maka dari itu, pukul tujuh saya memutuskan untuk berangkat ke kampus dan sekitar pukul setengah delapan saya tiba.

Begitu saya tiba, kampus masih terlihat sepi. Wajar saja, para pegawai baru akan mulai bekerja pada pukul delapan pagi itupun tak mungkin tepat delapan "teng".

Saya memutuskan untuk menunggu tepat didepan loket yang disediakan. Sekitar lima menit kemudian terlihat beberapa mahasiswa yang tak saya kenal mulai berdatangan dan melakukan hal yang sama.

Tepat pada pukul delapan loket tak kunjung dibuka. Begitulah, sesuai ekspektasi saya.

Sembari menunggu jendela loket terbuka, tiba-tiba seorang lelaki paruh baya entah dari mana menghampiri saya.

Ia tampak tak begitu segar, terlihat mulutnya kemerahan akibat memakan sirih dan keringat memenuhi wajahnya.

"adi, bisa tolong ko?" (adik,bisakah kau menolongku?) ucapnya.

"tolong apa e bapa?" (tolong apa ya pak?) balas saya.

"beta mau chek b pung saldo ni, ma be sonde tau caranya" (saya ingin mengecek saldo ATM saya,tetapi tak tahu caranya) dikatakannya sambil meneluarkan kartu ATM dari dompet lusuhnya dan melirik ke arah ATM tepat disamping saya.

"aduh, bapa coba sa"(waduh, bapak coba sendiri saja) ujar saya dengan perasaan yang tak begitu baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline