Lihat ke Halaman Asli

Anak Favorit Ayah dan Anak Favorit Ibu (Bag. 1)

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak Favorit Ayahdan Anak Favorit Ibu (Bag. 1)

Dalam sebuah keluarga bisa saja terjadi demikian: Si ibu lebih dekat dengan anak laki-lakinya sedangkan si ayah lebih dekat dengan anak perempuannya, atau sebaliknya. Bisa juga terjadi juga demikian: Si ibu lebih dekat dengan anak laki-laki bungsu sedangkan si ayah lebih dekat dengan anak laki-laki sulung, atau sebaliknya. Kadang-kadang terjadi juga demikian: Si ibu lebih dekat dengan anak ke-3 sedangkan si ayah lebih dekat dengan anak ke-2, atau dengan anak yang lainnya. Namun, mungkin juga terjadi sebaliknya. Hubungan lebih dekat yang saya maksud di sini adalah kenyataan bahwa lama kelamaan orangtua cenderung memfavoritkan salah satu anak. Si ayah atau si ibu lebih suka dekat, lebih suka memperhatikan, lebih suka mendengarkan, lebih suka memenuhi pemintaan, lebih suka mengajak jalan-jalan, atau lebih suka membela salah satu anaknya.

Apakah hal ini terjadi dalam keluarga Anda? Pernahkah Anda memikirkan, mengapa Anda melakukan hal yang demikian? Pernahkah Anda memahami atau mendalami perasaan anak Anda yang tidak Anda favoritkan? Mungkin Anda sering berkata: “Nggaklah...mana ada saya beda-bedakan anak saya?!” “Mana mungkin saya lebih dekat pada anak yang satu dan lebih jauh pada anak yang lain?!” “Mereka semua kan anak kandung saya?!” “Lahir dari rahim saya?!” Tetapi sikap, perilaku dan pola asuh Anda sangat berbeda dengan apa yang Anda ucapkan itu. Cara Anda mengasuh mereka, sikap Anda dan perilaku Anda pada mereka, sudah menunjukkan pada mereka bahwa Anda sedang menjalankan praktek “membeda-bedakan” atau memfavoritkan salah satu anak.

Jika Anda sebagai orangtua secara jujur terbuka dengan perasaan Anda, maka Anda akan memahami bahwa Anda sedang memfavoritkan anak yang satu dan kurang memperhatikan anak yang lain. Sebagai contoh, jika Anda membeli sesuatu untuk anak Anda! Anak yang manakah dalam hati Anda yang langsung teringat untuk Anda belikan? Atau Anda sudah mulai membeda-bedakan jenis barang atau harga barang tersebut. Jika harga barangnya mahal dan bagus akan diberikan pada anak kesayangan, tetapi kalau barangnya sederhana dan harganya agak murah, akan diberikan kepada anak yang lainnya. Mungkin dalam hati Anda berkata demikian, “daripada tidak dibelikan, yah... belikan seadanya…asal ada saja”.

Banyak orangtua yang berpikir bahwa anakanak mereka tidak memperhatikan, mengamati, atau menilai bagaimana orangtua mengasuh, bersikap, dan berperilaku pada mereka. Sebenarnya anak-anak sangat mengerti ayahnya dan ibunya lebih dekat pada siapa, lebih sabar pada siapa, lebih membela siapa, lebih memenuhi permintaan siapa, lebih mendengarkan siapa, dan lebih peduli pada siapa. Mereka sangat paham dan sangat mengerti dengan pola asuh orangtuanya. Jangan berpikir demikian “Ahh... mereka kan masih kecil, ngga tau apa-apa,” Walaupun mereka masih kecil tetapi mereka sangat cepat “merekam” seluruh sikap, perilaku, dan pola asuh Anda pada mereka. Bahkan sejak dalam kandungan pun, mereka mulai memahami dan mengerti perasaan dan sikap Anda pada mereka.

Mengapa Anda membeda-bedakan pola asuh terhadap anak-anak Anda? Mengapa ada anak kesayangan di rumah? Mengapa ada anak favorit di rumah? Mengapa Anda sebagai orangtua mengajari dan mendidik mereka dengan cara demikian? Apakah Anda tidak berpikir bahwa pola asuh yang seperti ini akan merugikan kehidupan Anda sendiri dan akan merugikan kehidupan anak-anak Anda, bahkan di sepanjang hidup mereka? Anda akan mewariskan banyak luka-luka dan pengajaran-pengajaran yang tidak sehat dan tidak baik pada mereka. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam mengasuh anak-anak Anda.

Saya menulis 2 Buku sederhana "Inilah yang Aku Cari" dan :Hidup Ini Indah: yang bersifat praktis tentang kehidupan sehari-hari berupa karakter dan kepribadian diri sendiri dan keluarga. buku ini juga dilengkapi dengan motivasi dan inspirasi yang sangat menolong pertumbuhan karakter. cocok dibaca oleh semua golongan, karena buku ini bersifat umum. jika tertarik memiliki 2 buah silahkan emal saya di Jontrianto@yahoo.com. Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline