Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Penjelasan Ilmiah Penggandaan Uang

Diperbarui: 23 Maret 2021   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penipuan dengan penggandaan uang kembali terulang, entah yang keberapa kali dan entah berapa kali lagi.Penipuan berkedok investasi juga sudah berulang kali terjadi di masa lampau, dan kemungkinan masih akan terjadi lagi di masa depan yang tidak begitu jauh.

Penggandaan uang dan investasi bodong sesunguhnya adalah jenis tipu-tipu yang sangat mudah diendus dan dihindari. Tetapi entah karena apa selalu saja jenis tipuan ini menelan banyak korban. Semua mengetahui bahwa uang kertas mesti dicetak, tidak bisa disulap. Tetapi penipu yang menawarkan penggandaan uang selalu mendapat pasien, bingung. Padahal penggandaan uang dan investasi bodong adalah penipuan yang tidak membutuhkan struktur yang rumit, hanya butuh pemasaran yang aduhai, istilahnya viral.

Lantas, apa sebabnya selalu saja banyak korban, meskipun semua kita mengetahui bahwa penipuan itu tidak memiliki penjelasan ilmiah apapun? Sungguh terang benderang bahwa menjadi korban oleh penipuan seperti ini adalah kebodohan yang juga terang benderang.

Jika tertipu oleh penipuan yang terstruktur, terutama terhubung dengan kekuasaan atau menjadi tangan kekuasaan, ada payung hukum yang menjadi acuan, itu bukan kebodohan tetapi semata-mata hanya nasib sial. Kita tentu masih ingat karena hingga kini belum tuntas, ribuan nasabah asuransi yang saat ini masih berteriak-teriak karena kehilangan duit, duit yang dikumpulkan melalui cucuran keringat dan peluh. Duit yang direncanakan agar cukup menopang hidup di hari tua tiba-tiba lenyap dalam sekejap. Sedih banget

Tetapi tertipu oleh pengganda uang dan investasi bodong? ... alamak ... itu kebodohan

Penjelasan ilmiah hanya dapat dibuat dari sisi korban, bukan dari sisi penipu.

Korban adalah orang yang di dalam dirinya terpendam angan-angan menjadi kaya raya tanpa mengucurkan keringat dan mengolah pikiran, dengan demikian dapat dikategorikan pemalas. Duduk bersimpuh berhadapan dengan sang penipu, menunggu uang 10 juta tiba-tiba beranak pinak menjadi 1 miliar, hanya mungkin dilakukan manusia pemalas yang utopis.

Tetapi penjelasan ini menggiring ke arah sebuah kesimpulan yang menyedihkan. Jika penipuan dengan penggandaan uang dan investasi bodong terjadi berulang kali, dan setiap kejadian berhasil meraup sangat banyak klien, tahun depan pasti akan terjadi lagi dan pasti dapat meraup banyak klien, artinya di masyarakat kita tersebar sangat banyak manusia-manusia pemalas yang utopis, yang ingin kaya-raya tanpa mencucurkan keringat.

Terimakasih kepada pengganda uang dan pencipta investasi bodong, karena anda telah memberikan bukti yang sangat valid dan sah bahwa "Masyarakat sedang sakit".

Masyarakat yang sedang sakit menjadi satu-satunya penjelasan mengapa penipuan bodoh seperti ini bisa sukses meraup banyak klien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline