Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Protes ke Admin Kompasiana

Diperbarui: 11 November 2020   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini, Rabu 11 November 2020, pada pkl 13.00 WIB, ketika membuka laman kompasiana, terlihat beberapa hal yang mendorong saya menulis protes lunak ke admin kompasiana. Sekali lagi, protes lunak.

Laman artikel dikelilingi iklan, atas- bawah, kiri -- kanan, dan di tengah artikel. Konsekuensinya adalah luas daerah bacaan artikel menjadi sempit, kita mesti lebih banyak scroll agar dapat membaca artikel dengan tuntas. Sesungguhnya hal ini sangat bisa dipahami, iklan adalah pemasukan, dan jika tanpa pemasukan kemungkinan besar Kompasiana tidak bisa berlanjut. Jadi, ya saya maklum dan paham, juga setuju, karena dengan begitu laman Kompasiana bisa terus ada dan hidup. Dengan demikian, saya tetap mempunyai sarana untuk memposting tulisan , gratis lagi. Terimakasih.

Lantas, meski hanya protes lunak, apa yang saya protes?

Penempatan iklan, itu yang sedikit saya protes.

Saya buka tulisan yang judulnya Nah Loh, Adian tantang Fadli Zon Uji Nyali, penulisnya Elang Salamina. Apa yang terlihat pertama kali? ... walaahhh .. iklan Zalora, iklan celana dalam wanita, letaknya persis di bagian atas artikel.

Kenapa hal ini menjadi masalah buat saya? .. yalah .. gambar celana dalam itu semuanya eksotis, bentuknya seksi, warna celana dalam itupun mengundang .... lantas, perhatian saya jadi terpecah di antara artikel dan gambar celana dalam. Saya yakin, kompasianer pria pasti seperti saya juga ... ayo ngakuuu.

Selain gangguan psikologis ringan yang menimpa saya gegara celana dalam yang eksotis itu, gangguan estetika juga ada lho. Pada artikel itu ada gambar Fadli Zon dan Adian Napitupulu, iklan Zalora yang gambar celana dalam itu tepat di atas mereka berdua. Bisa jadi nanti Fadli Zon mengajukan protes atau Adian yang mengajukan protes, atau keduanya sepakat mengajukan protes bersama-sama. Dalam hal ini, celana dalam bisa mempersatukan dua yang berseteru, ya kan.

Nah, akibat penempatan gambar celana dalam yang menurut saya kurang pas, yang pertama saya lihat jadinya iklan, lalu artikel. Coba kalau iklan ditempatkan di bawah artikel, maka setelah capek membaca artikel kemudian dihibur dengan iklan, lanjut ke halaman dua, lalu terhibur lagi oleh iklan.

Beginilah isi dari protes lunak yang saya ajukan, semoga iklan itu tetap eksis tetapi ditempatkan di bawah artikel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline