Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

NKRI, Nasionalisme, dan Forbes

Diperbarui: 19 Maret 2018   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang teman satu sekolah saya dahulu waktu SMA di Balige, sangat senang dan bangga melihat daftar orang-orang terkaya dunia yang diliris majalah Forbes. Pasalnya, beberapa nama warga Negara Indonesia masuk ke dalam daftar yang bergengsi itu. Seolah-olah ikut menjadi kaya raya, teman ini membusungkan dadanya yang ceking.

Melihat respon saya yang tak peduli, teman ini menuduh saya kekurangan rasa nasionalisme di dalam darah, dan karena itu dia hendak menginfus saya dengan cairan nasionalisme, maka berhamburanlah frase-frase nasionalisme, jargon-jargon yang terdengar sangat hebat, sambil tangan terkepal meninju udara, hidup NKRI, saya Pancasila, NKRI harga mati, teriaknya tanpa sungkan. Padahal kami di warung kopi kaki lima.

Hei kawan, apa maksud sloganmu NKRI harga mati itu, mengapa harus kau pasangkan kata NKRI dengan kata mati?. Atau maksudmu NKRI itu ada harganya dan sudah tidak boleh ditawar, pokoknya ya segitu. Jadi apabila ada seseorang atau sekelompok bangsat yang mampu membayar sejumlah harga yang mati itu, entah itu uang atau ideologi, kau akan berikan NKRI ini ke bangsat itu? Begitukah yang kau sebut nasionalisme yang kuat itu? Kalau kau belanja ke swalayan, barang-barang yang di rak itu semuanya harga mati, segitu ya segitu, tidak ada tawar menawar, begitukah?

Temanku itu kaget melihat wajah saya yang mengancam. Jadi maksudmu kawan, NKRI boleh ditawar? tanyanya ke saya. Bukan, kau dangkal memahami paragaraf. Tapi kau cobalah memahami apa arti dari harga mati, tidak naik meski tidak turun, statis, tidak bertambah tidak bertumbuh, segitu-gitu saja sepanjang masa. Pantas saja kita begitu-begitu saja, sebab kalian semua, para birokrat itu sudah kadung meyakini bahwa NKRI harga mati. Pantas kalian tidak mau berubah menjadi lebih efisien, pantas tetap berkubang di dalam karakter yang koruptif, pantaslah para politikus hanya berpikir tentang kekuasaan saja, pantas juga kalian sibuk memaki dan hendak menjatuhkan ketika ada orang yang hendak mengubah keadaan, sebab bagi kalian NKRI ya seperti yang kalian pahami, harga mati, tidak boleh berubah.

Kau salah paham kawan, kata temanku ini. NKRI harga mati itu maksudnya bahwa hal itu sudah harus begitu, tidak boleh diubah. Negara ini harus tetap dalam bentuk negara kesatuan yang utuh menyeluruh, berdasarkan Pancasila, diikat oleh Bhineka tunggal ika, gotong-royong, toleransi, dan saling mengasihi sesama warga negara. Begitu kawan, dan itulah maksudnya.

Memang dasar kalian politikus dan birokrat, semua pintar membungkus maksud, kalian rangkai kalimat-kalimat indah yang memesona di mulut, maksud sebenarnya tersimpan rapat di celana dekat kemaluan. Biar kalian tahu, di mata saya kalian tak lebih dari mahluk munafik yang datang menyalam tangan rakyat, sambil tangan satu lagi menghunus belati menanti kesempatan menikam jantung rakyat, kata saya.

Bah kawan, level berpikir negatifmu sudah sangat parah, mencapai titik nadir. Itu membuat kau tidak bisa berpikir realistis. Kata temanku ini lagi.

Bah, justru saya sangat realistis, saya melihat apa adanya dan ada apanya. Kalau kandungan makna NKRI harga mati betul seperti yang kau bilang itu, di negara ini tidak perlu ada KPK, tidak harus dibuat lembaga khusus merawat kebhinekaan, tidak akan ada tindakan intoleransi, tidak akan ada uang-uang politik membeli kekuasaan, juga tidak ada proyek-proyek mangkrak, E-KTP sudah tuntas dan kita sudah punya data base kependudukan yang valid dan benar, tidak akan ada juga penipuan dan pembodohan lewat data-data statistik yang direkayasa hanya demi untuk kekuasaan, kau mengerti sekarang kawan? Saya tidak akan mengatakan NKRI harga mati, tetapi aku ingin menggelorakan bahwa NKRI terus hidup, makin jaya, dan makin beradab. Sloganku itu jauh lebih mendorong dan memotivasi dari pada slogan yang kau banggakan itu.

Temanku terpelongo, takjub tapi bingung.

Bagi kalian, NKRI harga mati itu adalah agar NKRI tetap seperti sekarang, agar kalian tetap bisa korupsi, tetap dapat mengeruk tambang-tambang, tetap dapat merusak hutan-hutan, tetap bisa membuang limbah ke sungai-sungai, begitu kan?

Bah, bah, kau kok marah. NKRI harga mati itu bukan begitu, tetapi seperti yang saya sebutkan tadi, kata temanku ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline