Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Siapa Sih Ahok, Sampai Demo Harus Berjilid-jilid?

Diperbarui: 30 November 2016   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2016 akan kita kenang sebagai tahun demo, demo berjilid-jilid. Demo jilid ke-1 (411) tutup buku dengan kesimpulan Ahok jadi tersangka penistaan agama. Agak unik sedikit, demo jilid ke-2 (2511) canceled, langsung melompat ke demo jilid ke-3. Homo homini lupus, saya merasa asik mengikuti setiap jilid demo. Karena saya bukan warga DKI jadi peduli amat dengan semua kegaduhan itu (toh kalau saya peduli, emang apa yang bisa saya buat?).

1. Demo Jilid-1

Hasil langsung demo jilid-1, dan itu diakui langsung, adalah naiknya pendapatan harian pedagang asongan. Pendapatan saya 1 juta rupiah, kata penjual tahu dan tempe goreng. Penjual tahu dan tempe goreng itu bersimbiosis mutualisme dengan penjual minuman di sampingnya, saya berpenjualan sejuta limaratus ribu, kata penjual minuman. Dia tidak menyebut dalam rupiah, tapi pasti begitu. Mana pernah terjadi penjual minuman asongan berpenjualan sejuta limaratus ribu dolar sehari, ya kan?

Tetapi agak mengherankan, ternyata nilai penjualan pedagang rokok asongan juga melonjak naik. Pada even seperti ini, yang membawa-bawa agama, seharusnya rokok tidak laku. Rokok merusak tubuh, tubuh adalah karunia dan milik Allah, merokok berarti merusak tubuh, dosa.

Hasil langsung nomor dua  adalah tumpukan sampah, itu tidak masalah. DKI punya pasukan saber sampah, pasukan warna-warni, pasukan kuninglah dan entah warna apa lagi pasukan itu, bersaing dengan pelangi.

Hasil langsung lainnya, tetapi sifatnya sangat rahasia, rekening siapa yang makin gendut?.

Hasil tidak langsung, saya sebut tidak langsung karena diputuskan dua minggu setelah demo jilid-1, adalah Ahok ditetapkan menjadi tersangka penistaan agama.

Hasil yang samar-samar tetapi sangat potensial menimbulkan masalah di masa depan adalah, ternyata negara bisa ditekan dengan cara mengerahkan massa yang sangat banyak. Inilah hasil demo 411 yang paling berbahaya dan berpotensi menyebabkan desintegrasi, bubarnya NKRI.

2. Demo Jilid-3

Didukung oleh hasil demo jilid-1 bahwa negara bisa ditekan melalui pengerahan massa yang massif, kesempatan ini tidak boleh dibiarkan berlalu. Sayang demo jilid-2 canceled, daya tarik sinetron demo jadi berkurang. Saya gagal paham mengapa demo jilid-2 2511 harus batal. Semua pedagang asongan menjadi kesal dan menggerutu.

Ditopang oleh rasa percaya diri dari demo jilid-1, demo jilid-3 melompat ke tema agar Ahok segera ditangkap dan dipenjarakan, tema yang menarik. Sesungguhnya semua tau bahwa sidang pengadilan terhadap Ahok akan segera dimulai, tetapi seperti apa hasil sidang pengadilan sulit diduga. Tidak mungkin seorang professor alumni UGM yang juga doktor alumni Perguruan Tinggi AS tidak memahami bahwa pengadilan terhadap Ahok segera dimulai, tetapi ya itu tadi, hasil akhir tidak bisa diprediksi. Harus ada sesuatu untuk menggiring hasil pengadilan agar sesuai dengan keinginan, entah keinginan siapa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline