Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Surat Kepada Kaum Flat Earth

Diperbarui: 26 Oktober 2016   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepada kaum penikmat Flat Earth, tolong baca tulisan ini dengan jernih, tanpa prasangka, tidak menuduh, terutama tanpa tuduhan konspirasi.

‘1. Sejarah Geosentrisme.

Hampir semua astronom Yunani pada abad ke-3 SM berpendapat bahwa bumi berbentuk bola dan menjadi pusat seluruh alam semesta. Jika mengacu ke pengalaman sehari-hari, kita tentu sepakat dengan mereka. Bahkan ilmu pelayaran (navigasi) hingga kini masih memakai cara berpikir seperti itu.

Dalam model ini, Bumi adalah bola yang terletak di pusat alam semesta yang bulat. Antara permukaan Bumi dan batas luar alam-semesta terdapat sejumlah bola lagi. masing-masing bola itu memiliki planet kecuali bola paling luar, yang membawa semua bintang. Planet melekat pada kulit bola, satu planet satu bola, semua bola berpusat di bumi. Sistem ini dinamakan homosentris. Gerak planet tergantung pada gerak bola yang membawa planet, gerak putaran harian planet disebut “diurnal”. Matahari mengikuti putaran diurnal dengan periode tepat satu tahun.

Inilah konsep awal geosentrisme yang diungkapkan pertama kali oleh Eudoksus, yang kemudian dilengkapi oleh Ptolemeus. Ptolemeus melengkapinya dengan menambahkan sejumlah episiklus minor serta beberapa jenis putaran lain. Penambahan episiklus minor dibutuhkan untuk menjelaskan gerak tidak seragam dari planet-planet, misalnya gerak retrogesi planet Mars

‘2. Bumi di Kitab Suci

Pemikiran tentang geosentrisme itu sudah ada jauh sebelum kitab suci agama samawi diterbitkan, maka tidaklah mengherankan jika kitab suci samawi lebih condong ke paham geosentrisme.

Ahli Falak Islam pada abad ke-9 menambahkan satu bola lain di luar bintang, bola ke-9 yang dinamakan Primum Mobile atau penggerak utama. Bola paling luar ini merupakan tangan Allah yang menggerakkan segalanya. Di luar bola Primum Mobile tidak ada benda angkasa. Di situlah Allah berada.

Pada semua kitab suci, Bumi selalu menjadi tempat yang istimewa atau diistimewakan. Bumi selalu menjadi pusat perhatian Sang Pencipta, pusat limpahan kasihNya dan bahkan murkaNya, juga sebagai pusat sumber kemuliaanNya. Bumi seperti menjadi sebuah panggung istimewa, semua selain Bumi sepertinya diciptakan sekedar sebagai latar belakang, sekedar mempercantik tata dekorasi panggung, atau sekedar pelengkap kebahagiaan untuk Bumi. Mengacu ke kitab suci, Allah menjadikan Bumi menjadi pusat perhatianNya.

Jadi sangat wajar jika banyak kaum beragama lebih menyukai dan lebih memilih untuk mempercayai konsep geosentris. Jika isi kitab suci dipahami secara harfiah, memang harus begitulah adanya. Yang tidak wajar itu adalah sikap yang serta merta mempersalahkan segala sesuatu yang berbeda dengan apa yang diyakini, terutama tuduhan konspirasi.

Tetapi sains modern mengatakan hal yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline