Lihat ke Halaman Asli

Jonny Hutahaean

tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Teknologi Ramah Lingkungan, Sebuah Kebohongan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika Saya tidak usil, tidak mengganggu, tidak berisik, tidak merusak, itu belum cukup untuk menyebut saya sebagai orang yang ramah. Jika saya rajin menyapa, membuat orang-orang tertawa gembira dan senang di manapun saya berada, selalu membangkitkan gairah yang lesu menjadi semangat yang membara, seperti itulah agar saya disebut RAMAH LINGKUNGAN. Sekedar tidak merusak lingkungan tidak lantas menjadi ramah lingkungan.

“Teknologi yang ramah lingkungan” adalah kesesatan pikir yang diciptakan produsen melalui marketing global via iklan-iklan. “Ramah lingkungan” bertransformasi menjadi merek dagang yang sama sekali tidak relevan terhadap restorasi kondisi lingkungan. Kemasan produk ramah lingkungan, pembangunan jalan raya tol ramah lingkungan, pengerukan pasir laut ramah lingkungan, mobil ramah lingkungan. Barangkali sesaat lagi semua akan dilabeli ramah lingkungan, sementara lingkungan makin rusak. Susah untuk memahami jika air mineral yang dikemas dengan botol plastik dilabeli “produk ramah lingkungan”.

Mobil tenaga listrik yang disebut Bapak Dahlan Iskan sebagai mobil ramah lingkungan sama sekali bukan begitu. Bahkan menyebut mobil listrik sebagai mobil yang rendah emisi pencemarannya mengandung kesesatan pikir. Di tempat mobil listrik digunakan memang betul sebab mesin listrik tidak mengemisikan polutan zat pencemar jenis apapun. Tetapi bagaimana dengan lokasi di mana baterai mobil itu diproduksi?. Bayangkan jika semua mobil-mobil internal combustion berbahan bakar fosil diganti dengan mobil listrik, kita memerlukan jutaan unit baterai yang harus diproduksi, yang setelah jangka waktu masa pakai baterai habis akan menjadi jutaan limbah baterai, menjadi zat pencemar yang astagafirullah sangat berbahaya. Bumi menjadi tempat tumpukan jutaan sampah baterai.

Bahkan jika kecerdasan manusia mampu menciptakan mobil murah berbahan bakar air, itu juga tidak layak disebut sebagai ramah lingkungan. Betul bahwa emisi dari mobil itu tidak mencemari udara dan air. Tidak mencemari udara dan air tidak lantas membuatnya menjadi ramah lingkungan. Saya justru akan mengatakan bahwa mobil seperti ini akan menjadi malapetaka. Karena murah setiap orang akan membeli, dan dari situlah malapetaka bermula. Separoh dari penduduk bumi yang 6 miliar jiwa memiliki mobil murah berbahan bakar air, itu berarti 3 miliar unit mobil berseliweran di permukaan bumi. Berapa juta ton bahan mineral dasar yang harus dikeruk dari perut bumi, berapa juta hektar lagi hutan yang harus dibabat untuk membuat jalan raya yang baru, dan lima tahun kemudian sejumlah tiga miliar unit rongsokan mobil menjadi sampah yang tak tertangani. Dalam beberapa dasawarsa, bumi menjadi tumpukan sampah mobil murah, kita terpaksa harus membangun rumah di atas puing-puing mobil bekas.

Teman saya sarjana Teknik Sipil mengatakan begini : “Kalau PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) layak disebut ramah lingkungan”. Teman ini tidak menyadari bahwa pembangunan PLTA pasti mengubah sistem Hidrologi, merusak banyak ekosistem. Bayangkan jika seluruh sungai di dunia dibendung untuk PLTA, maka siklus hidrologi air pasti terganggu. Kita semua mengetahui bahwa kelangsungan kehidupan sangat bergantung salah satunya kepada siklus hidrologi.

Kalau kebutuhan listrik dunia dipenuhi dari sel matahari (solar cell), mungkin seluruh permukaan bumi harus tertutup dengan bentangan solar cell, lantas kita hidup di mana?. Jika seluruh kebutuhan listrik dipasok dari turbin angin, mungkin seluruh permukaan bumi harus ditancapi dengan tiang-tiang menara kincir angin, dan itu akan mengubah aliran pergerakan angin, selanjutnya mengubah cuaca, selanjutnya mengubah iklim. Aliran udara yang kita sebut angin itu adalah bagian dari iklim. Lagipula di mana rumah akan dibangun?.

Tulisan ini tidak hendak memprotes teknologi-teknologi yang disebut tadi. tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa menempelkan label “ramah lingkungan” adalah penipuan. itu saja dan begitu saja.

Cermatilah segala sesuatunya yang dilabeli “ramah lingkungan”, akan kau sadari bahwa itu semua kebohongan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline