Lihat ke Halaman Asli

Jon Kadis

Wiraswasta

Geothermal Wae Sano, antara pemanfaatan dan biarkan apa adanya!

Diperbarui: 10 Februari 2022   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danau Sano Nggoang, Kab.Manggarai Barat,  29/01/31 (Dokpri)

PLT = Pusat Listrik Tenaga.  Lalu singkatan itu menjadi PLT Panas bumi, kadang disingkat PLTP saja. Kata internasional 'panas bumi' adalah geothermal. Bahasa daerah Manggarai Flores, termasuk di Wae Sano untuk 'geothermal' adalah "kolang tana lino". Di bagian panas bumi itu, di permukaan, biasanya ada mata air panas, mendidih, panas sekali. 

Ada seruan sekelompok insan zaman now , yaitu "Menjaga & memelihara alam ciptaan". Seruan ini membuat saya merefleksi, "sesungguhnya bagaimana sih
memanfaatkan alam ciptaan atau menjaga bumi itu? Dengan kata lain, "Bagaimana sih memanfaatkan bumi  dan bagaimana 'menjaga bumi'?

Dari salah satu buku kuno (Genesis) tertulis bahwa "manusia memanfaatkan bumi ! Dengan cara bagaimana? Dengan cara tinggal di bumi, hidup dengan makan buah-buahan dari pohon yang tumbuh di permukaan bumi. Banyak pohon buah itu. Lalu bagian mana dari bumi perlu dijaga?  Kecil saja, yaitu tanah tempat tumbuhnya satu pohon, dan manusia disuruh menjaga pohon itu dengan cara "jangan makan buahnya". Biarkan aslinya ! Jangan manfaatkan. Pohon itu terletak di tengah.

Dari buku kuno itu juga tercatat bahwa manusia itu dalam keadaan asli, tidak ada penutup badan (pakaian), telanjang, tidak tahu malu. Bebas merdeka.

Sampai di sini, maaf, manusia itu tak ada bedanya dengan hewan kan? Monyet misalnya. Mereka telanjang, hidupnya dengan memakan buah dari pohon di muka bumi. Bedanya, monyet diciptakan untuk berkembang biak.

Lalu, manusia Hawa melanggar perintah. Ia tidak menjaga pohon dan buahnya yang satu itu, malah ia "manfaatkan" dengan makan buahnya. Buah itu juga dikasi ke manusia Adam. Lalu Sang Pencipta bumi bilang, "Hei, kamu keluar dari sini, pergi, mulai sekarang hidupmu dengan memanfaatkan apa saja di bumi". Include pohon yang tadinya dilarang itu 'kan? Sejak saat itu manusia tidak disuruh untuk menjaga apapun yang ada di bumi. Manfaatkan ! Manfaatkan ! Juga ia disuruh berkembang biak dengan manfaatkan 'anu'. Anu yang dimaksud itu adalah alat kelamin, yang dalam bahasa masyarakat Wae Sano, Kec.Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, "kope " untuk anu pria, dan "bako kope" untuk anu wanita.

Masih di Alkitab:  area yang tidak dimanfaatkan itu tempat tinggalnya Iblis !

Pertanyaannya: Koq Hawa bisa manfaatkan bagian yang dilarang di bumi itu? Ooo,ternyata selain Adam dan Hawa, ada juga penghuni lain yang bernama Setan atau Iblis. Ia tinggal di tempat yang dilarang tadi. Ia diijinkan Sang Pencipta. Apa makanannya? Buah-buahan? Bukan ! Dedaunan pohon? Bukan ! Akar pohon? Bukan! Kalau begitu apa? Ternyata di dunia ini tempat dia berburu jiwa manusia. Tempat tinggal tetapnya di Neraka. Ia mempengaruhi manusia untuk melanggar maunya Sang Pencipta, sehingga jiwanya masuk tinggal bersama dia di Neraka setelah mati. Di dunia ia tinggal di tempat yang tidak boleh dimanfaatkan.

Seruan menjaga keaslian bagian bumi 

Lalu zaman now mulai muncul seruan kelompok tertentu untuk "menjaga & memelihara, merawat bumi dan seluruh ciptaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline