Dalam kemah pesta pernikahan, kebahagiaan cinta pengantin itu sebagai Panglima Tertinggi. Kenapa saya sebut begitu? Di NTT umumnya, khususnya di Manggarai Flores, ciri khas pesta itu adalah hidangan minuman sopi dari tuan pesta. Sopi itu adalah minuman beralkohol produksi tradisional masyarakat desa setempat, yang diperoleh dari pohon enau atau pohon lontar. Pada era Gubernur Viktor B. Laiskodat, produk ini ditingkatkan ke level produksi minuman amat bergengsi yang tak kalah dengan minuman import, yang bernama Sophia. Harga Sophia sekitar Rp 750.000/botol besar, sedangkan Sopi sekitar Rp 30 ribu/botol 600 ml, atau maximum Rp 50 ribu untuk yang berkadar alkohol lebih tinggi. Minuman tradisional ini hampir selalu tersaji saat hajatan pesta pernikahan dalam kemah pesta itu di desa.
Mengapa "kebahagiaan cinta: sebagai Panglima? Koq kayak militer-militeran begitu? Kadang terjadi "penyimpangan" di kemah pesta, yaitu ada yang mabuk karena minum tuak sopi tadi, lalu emosi tidak terkontrol, ujungnya tampil ego diri, berkelahi. Nah, hukum cinta itulah yang bisa meredakannya. Ia panglima tertinggi, sehingga kasus akan pulih, kedamaian hidup tetap terjaga.
Dalam sejarah peradaban manusia sejak awal mulanya, pernikahan & pesta pernikahan itu adalah sumber sukacita untuk kebersamaan. Ada dua posisi sumber sukacita itu:
1. Dari sisi pengantin. Mereka dua berbahagia. Sumber utama. Lalu bersama ortu (orangtua) ingin memperbesar volume kebahagiaan itu dengan berpesta, mengundang para sahabat dan kenalan (undangan). Wajah ceria penuh senyum. Jika disamakan dengan pesta pernikahan di Kana pada zaman Yesus, maka "anggur yang paling manis" itu mengalir dari pengantin ini.
2. Dari posisi undangan ( sahabat & kenalan). Mereka ini membawa, a. bahan kebahagiaan sehingga memperbesar sukacita kebahagian pengantin, dalam bahasa lain disebut "bawa anggur manis". b. Berharap keciprat suasana sukacita pengantin, yang dalam bahasa lain, ingin minum anggur pesta pengantin, yaitu suasana sukacita, senyum ceria, goyang joget kegembiraan dengan iringan musik kontemporer.
Jadi ketika saya dan anda menghadiri pesta pernikahan sebagai undangan di NTT, ingat, bukan saya dan anda pusat pesta itu, bukan ego diri saya dan anda di pesta itu, bukan panggung tempat tunjuk jagonya anda sebagai penyanyi, bukan tempat anda melatih nyanyi mumpung ada sound system yang bagus, bukan, bukan, bukan! Tetapi sukacita kebahagiaan pengantin & keluarga. Anda dan saya bodoh kalau abaikan sumber itu, mata hati anda dan saya buta. Dalam dunia entertain, suasana itu menjadi "suasana sukacita kebahagiaan pengantin" adalah di atas segalanya. Jikalau sebagai hukum, maka itulah hukum tertinggi, hukumnya itu sebagai Panglima Pesta. Jendralnya adalah Pengantin berdua.
Di awal tadi saya sebut "kebahagiaan cinta pengantin" adalah sumber sukacita. Darimana mereka mendapatkan kedahsyatan cinta itu? Dalam iman Kristen Katolik, sumber dari segala sukacita, sumber dari segala sumber cinta, sumber dari segala sumber anggur yang paling manis, adalah Yesus sendiri Sang Almasiah yang menyelamatkan dan mengasihi kedua pengantin dan seluruh manusia. Demi cinta ini Ia rela hadir menjelma sebagai manusia, dan dalam daging manusianya Ia rela mati dengan tetesan darah di bumi. Ketika tubuh manusianya sudah tiada, ia membetikan Roh cinta itu, Roh Kudus Allah kepada manusia. Itulah sumber dari segala sumber cinta dan sumber damai itu.
Tanggal 7 Januari 2022, saya dan istri diundang mengikuti pesta pernikahan Nana Noldy Amput (Labuan Bajo) & Nona Rita ( Palu, Sulawesi) yang didahului ritual sakramen perkawinan Katolik dalam ruang Gereja .Pesta ramai, penuh sukacita.
Nana Noldy & Nona Rita, berbahagialah anda berdua sepanjang hayat dikandung badan, bahkan sampai kepada kehidupan kekal. Saya dan istriku hadir hingga pesta berakir karena cinta itu. Dan kami ikut kecipratan karenanya. Happy !