Lihat ke Halaman Asli

Susno Maju di Pilgub Sumsel: Siap Tidak Digaji!

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji mengaku siap maju ke ajang pemilihan gubernur Sumatera Selatan 2013. Bahkan apabila ia terpilih, Susno siap untuk tidak digaji. Ia juga berjanji akan melepaskan semua kepentingan pribadi di perusahaan batubara keluarganya. "Jadi aku betul-betul ingin mengabdi. Enggak perlu aku digaji. Tapi, persoalannya, ada enggak yang mengangkat kita, mana mungkin. Zamannya sudah lain," ujar Susno. (Tribunnews.com)

Susno yang merupakan kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954, mengatakan bahwa saat ini masyarakat Sumsel membutuhkan gubernur yang berani melakukan pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), bisa melakukan pelayanan birokrasi prima, hingga bisa mensejahterakan rakyat dari hasil tambang yang ada. Susno juga mempunyai bisnis batubara pihak keluarga bernama Eldiozz Holding Company ini, mengaku geram dengan buruknya pelayanan pengurusan izin Kuasa Penggunaan (KP) di Sumsel.

Susno menegaskan, bahwa prinsip hidupnya adalah memberantas KKN. Dan prinsip itu ia akan realisasikan bila menjadi gubernur Sumsel. Karena itu, ia meminta masyarakat Sumsel tidak mencalonkannya bila tidak siap dirinya melakukan "bersih-bersih" di Sumsel. Susno mengakui sudah ada beberapa pihak yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat Sumsel menginginkannya maju dalam Pilgub 2013. Sehingga ia berani maju jika nanti mendapat "perahu" politik yang mencalonkan dirinya.

Mengenal Sosok Susno

Komjen Pol Drs. Susno Duadji, S.H, M.Sc. (lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954; umur 55 tahun) adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.

Susno Duadji merupakan lulusan Akabri Kepolisian dan mengenyam berbagai pendidikan antara lain PTIK, S-1 Hukum, S-2 Manajemen, dan Sespati Polri. Ia juga mendapat kursus dan pelatihan di antaranya Senior Investigator of Crime Course (1988), Hostage Negotiation Course (Antiteror) di Universitas Louisiana AS (2000), Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur Malaysia (2001), Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003), serta Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington, DC, AS.

Susno Duaji adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya bernama Duadji, seorang sopir, dan ibunya, Siti Amah seorang pedagang kecil. Ia adalah suami dari Herawati dan bapak dari dua orang putri.

Lulus dari Akademi Kepolisian 1977, Susno yang menghabiskan sebagian karirnya sebagai perwira polisi lalu lintas, sudah juga mengunjungi 90 negara untuk belajar menguak kasus korupsi. Karirnya mulai meroket ketika dia dipercaya menjadi Wakapolres Yogyakarta dan berturut-turut setelah itu Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang. Susno mulai ditarik ke Jakarta, ketika ditugaskan menjadi kepala pelaksana hukum di Mabes Polri dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003. tahun 2004 dia ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ). Sekitar tiga tahun di PPATK, Susno kemudian dilantik sebagai Kapolda Jabar dan sejak 24 Oktober 2008, dia menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Bambang Hendarso Danuri. Kode Susno sejak itu dikenal dengan Truno 3, atau orang nomor tiga paling berpengaruh di Polri setelah Kapolri dan Wakapolri.

Kontroversi Susno Duadji

Pernyataan Susno yang berbunyi “Ibaratnya di sini buaya disitu cicak. Cicak kok melawan buaya” telah menimbulkan kontroversi hebat di Indonesia. Akibat dari pernyataan ini muncul istilah “cicak melawan buaya” yang sangat populer. Istilah ini juga memicu gelombang protes dari berbagai pihak dan membuat banyak pihak yang merasa anti terhadap korupsi menamakan diri mereka sebagai Cicak dan sedang melawan para “Buaya” yang diibaratkan sebagai Kepolisian.

Kode “Truno 3″ disebut dalam percakapan yang disadap oleh KPK sehubungan dengan kasus bank Century.

Pernyataan Susno yang berbunyi ”Jangan Pernah Setori Saya” juga sangat terkenal saat beliau menjabat sebagai kapolda Jabar.

Pada tanggal 5 November 2009, Susno Duadji menyatakan mundur dari jabatannya, namun mulai 9 November 2009 ia kembali aktif sebagai Kabareskrim Polri. Pada 24 November 2009, Kapolri resmi memberhentikannya dari jabatan Kabareskrim. •

Berikut riwayat karir Susno Duadji sebelum menjabat sebagai Kabareskrim Polri.


  • PAMA POLRES WONOGIRI (1978)PAMA POLRES WONOGIRI (1978)
  • KABAG SERSE POLWIL BANYUMAS (1988)
  • WAKA POLRES PEMALANG (1989)
  • WAKA POLRESTA YOGYAKARTA (1990)
  • KAPOLRES MALUKU UTARA (1995)
  • KAPOLRES MADIUN (1997)
  • KAPOLRESTA MALANG (1998)
  • WAKAPOLWILTABES SURABAYA (1999)
  • WAKASUBDIT GAKTIP DIT SABHARA POLRI(2001)
  • KABID KORDILUM BABINKUM (2001)
  • KABID BID RAPKUM DIV BINKUM POLRI (2002)
  • PATI (DALAM RANGKA TUGAS LUAR) FORMASI MABES POLRI WAKIL KEPALA PPATK) (2004)
  • KAPOLDA JABAR (2008)
  • Kepala Badan Reserse Kriminal Polri  (2008)

Sumber: http://www.biografibiografi.com/2011/10/biografi-komjen-pol-susno-duadji-mantan.html

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline