Kebebasan berpendapat dan berkreasi sudah disalah artikan oleh segelintir orang untuk tujuan-tujuan provokatif. Anehnya, mereka mengatasnamakan kebebasan itu untuk menghina, melecehkan dan merendahkan simbol agama dan keyakinan umat Muslim. Ini sudah tidak bisa ditoleransi, dan motif utama yang disebarkan adalah kebencian dan permusuhan, yang dibumbui oleh kepentingan-kepentingan sempit.
Sudah berulang lagi, mereka ini melecehkan dan merendahkan sosok mulia Nabi Muhammad SAW, baik dalam berupa karikatur, novel, dan terakhir dalam bentuk film. Sebagai seorang Mukmin, mempercayai Nabi dan Rasul adalah bagian dari rukun iman. Mencintai Nabi adalah bagian penting dari akidah Islam. Jika ada pihak-pihak yang memprovokasi umat Islam dengan pelecehan-pelecahan seperti apapun, pastinya akan menimbulkan reaksi keras.
Provokasi konsviratif film 'Innocence of Muslims' telah menyulut kemarahan umat Muslim dunia. Ini adalah bentuk provokatif murahan yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat untuk melecehkan sosok Nabi yang dimuliakan umat Islam. Walaupun petinggi Amerika juga ikut mengutuk film murahan seperti itu, namun efeknya sangat merugikan kepentingan negara adidaya itu di sejumlah negara muslim. Bahkan, ada duta besar Amerika di Libya yang tewas akibat aksi unjuk rasa berujung anarkis karena memprotes keras film 'Innocence of Muslims' tersebut.
Penyebarluasan film 'Innocence of Muslims' melalui Youtube sebenarnya bisa dibatasi jika otoritas wewenang memblokir film tersebut. Sehingga tidak makin memancing kecaman umat Muslim dunia. Di Indonesia, film ini sudah diblokir karena bisa kesigahan Kemeninfo untuk bertindak.
Reaksi keras umat Muslim dunia atas pelecehan terhadap Nabi adalah sangat wajar. Namun yang disayangkan adanya aksi anarkis apalagi sampai menimbulkan korban jiwa yang tidak seharus terjadi. Menyikapi hal ini, lebih baik dan elegan jika umat Islam melakukan aksi damai tanpa harus menunjukkan tindakan-tindakan anarkis. Karena hal itu justru akan membuat sang provokator pembuat film murahan itu senang karena misi utamanya berhasil.
Melihat makin seringnya penodaan dan penistaan atas keyakinan umat Islam, sudah seharusnya pemimpin-pemimpin negara Islam menyatukan suara mendesak PBB dan badan HAM dunia memasukan tindakan-tindakan provokatif dalam bentuk apapun sebagai pelanggaran HAM berat, dan pelakunya harus dihukum seberat-beratnya. Karena kebebasan beragama adalah hak asasi manusia yang paling hakiki.
Mengapa mereka begitu membenci Nabi Muhammad SAW?
Ini perlu dikaji lebih dalam. Apakah kebencian itu dipicu dari dokrinasi yang menyatakan bahwa Islam itu adalah agama kekerasan dan teroris, yang semua itu berawal dari ajaran Nabi. Padahal Nabi SAW tidak pernah mengajarkan kekerasan kepada umat Islam. Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta, yang mencintai perdamaian dan menyebarluaskan toleransi dalam beragama.
"Bagimu agamamu, bagiku agamaku," pentikan ayat suci Alquran ini menegaskan makna hakiki dari toleransi. Namun masih ada segelintir orang-orang nonmuslim yang tidak mengetahui tentang Islam dan ajarannya melakukan tindakan provokatif, yang semua itu justru merugikan banyak orang. Tidak tepat namanya jika atas nama kebebasan tapi justru menistakan dan melecehkan keyakinan orang lain. Mereka ini harus mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya.
Bagi umat Islam dimanapun berada, mari kita sampaikan kebenaran dan dakwah Islam dengan bijak dan arif. Aksi perlawanan yang keras dan ditambahi aksi anarkis hanya akan membuat musuh-musuh Islam bersorak riang karena kita terpancing oleh provokasi mereka. Misi dakwah ini harus terus disampaikan supaya makin banyak yang mengetahui ajaran Islam yang begitu menjujungi tinggi kebebasan beragama, mencintai perdamaian dan toleransi dengan penganut agama lain.
Boleh saja mereka melakukan konsvirasi untuk memusuhi Islam dengan menjatuhkan dan melecehkan kesucian Nabi, namun percayalah Islam akan terus berkembang. Saat ini, Islam adalah agama yang paling pesat pertumbuhannya di Eropa dan Amerika. Terpenting dari itu semua, mari kita memperdalam pemahaman kita tentang ajaran agama Islam yang kita yakini ini, serta terus meneladani ajaran dan akhlak Nabi Muhammad SAW, serta banyak-banyak bershalawat untuk beliau.