Lihat ke Halaman Asli

Lansia dan Daya Tahan Tubuh di Kulit

Diperbarui: 8 Oktober 2024   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Data survey penyakit kulit lansia di pengungsi erupsi gunung  semeru Lumajang

Lanjut usia selanjutnya di sebut lansia, yaitu orang yang telah berulang tahun ke 60 kali. Di Indonesia, lansia telah mengalami peningkatan persentase dibandingkaan jumlah penduduk yaitu lebih dari 12%. Kondisi kesehatan umumnya telah mengalami penurunan, yang sering diketahui dan nampak adalah keringnya kulit lansia. Hal ini sangat berpotensi kuman apatogen bisa menjadi patogen yang dapat menginfeksi kulit lansia, seperti eksim (dermatitis) psoriasis yang terlihat bekas garukan dan warna kemerahan serta pruritus.

Pada saat survey lansia di pengungsi akibat erupsi gunung semeru Lumajang, Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si Dosen Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga bersama Perawat Fahkrudin Kurdi mewakili Ikatan Perawat Gerontik Indonesia (IPEGERI) telah menemukan beberapa lansia mengalami gatal gatal dan terlihat proritus serta bekas garukan.

Lansia tersebut telah mengalami dermatitis (eksim). Setelah dilakukan wawancara secara singkat dari beberapa lansia yang mengalami gatal gatal. Mereka menyatakan bahwa penyebab adalah abu erupsi gunung semeru. Namun analisis bahwa abu, iklim kemarau, minum yang kurang dan stress yang berkepanjangan menyebabkan kulit lansia menjadi kering, sehingga berbagai faktor yang menstimulasi kulit lansia dapat menyebabkan gatal-gatal yang akhirnya di garuk lalu lecet. Kondisi ini berpotensi kuman apatogen berubah menjadi patogen sehingga menjadi proses infeksi dan terjadi dermatitis.

Secara Psikoneuroimunogi, bahwa lansia yang mengalami stres berkepanjangan akan menimbulkan kondisi imunitas yang menurun. Stres spikologis dapat menstimulasi Hipothalamus menghasilkan kortikotropin relasing faktor, yang memicu kelenja pituiteri menghasilkan Hormon Adeno Kortikotropik (ACTH) masuk kedalam darah dan menstimulasi berbagai kelenjar hormon didalam tubuh, yang salah satunya kelenjar adrenal dan berakibat peningkatan kortisol yang mensupresi limfosit T. Kita ketahui bahwa limfosit T adalah dirijen sistem ketahanan tubuh, bila tersupresi maka ketahanan tubuh menurun.

Dr Joni Haryanto, SKp., MSi Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menyampaikan bahwa lansia oleh karena faktor yang didapat maupun faktor usianya dapat membuat atropi (pengecilan) kelenjar thimus yang berada di balik tulang sternum dada. Akibat thimus yang mengecil, pembelajaran limfosit T untuk pematangan akan deviasi sehingga proses maturasi ketahanan tubuh dalam sel menurun dan lansia mudah terkena dermatitis. Disisi lain bahwa, karena usia, kromosom mengalami pemendekan oleh sebab telomerase rusak akibat oksidator yang ada dalam tubuh lansia. Hal ini menjadikan daya tahan tubuh yang menurun dan kejadian dermatitis terjadi.

Konsep solusi Dr. Joni Haryanto SKp., MSi lansia harus mendapatkan gizi yang sehat, dan meningkatkan religisitas agar stres tidak berkepanjangan oleh keikhlasan diri lansia. Olah raga 3 kali seminggu berupa senam sehat Indonesia bisa dilakukan agar sel sel dalam tubuh cukup mendapatkan okseigen dept. Akhirnya kesehatan lansia terpenuhi dan terbebas dari dermatitis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline