Lihat ke Halaman Asli

Payet for Portugal

Diperbarui: 12 Juli 2016   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/atmaja/ilustrasi_tekel_dimitri_payet_yang_menyebabkan_cedera_di_lutut_kiri_ronaldo_(dailymail.co.uk).jpg

Mungkin tulisan ini agak terlambat mengingat perhelatan piala Eropa telah usai dan Portugal telah mengkukuhkan diri sebagai kampiun di Benua Biru. Walau demikian rasanya euforia Piala Eropa masih terasa sampai saat ini bahkan disekitar tempat tinggal saya, anak-anak muda masih membicarakan Sang Juara yang menurut mereka lebih pantas jika dinikmati oleh Prancis. Jadi tidak apalah jika tulisan ini masih tetap soal Piala Eropa. Mungkin saja ketika tulisan ini dipublikasi di Kompasiana, seantero masyarakat Portugal masih larut dalam pesta kemenangan.Pendek kata, lebih baik terlambat menulis daripada tidak menulis sama sekali. 

Selamat buat Portugal. Inilah gelar pertama bagiSeleccao das Quinas. Gelar ini sekaligus membuktikan bahwa Prancis bukan lagi jagoan tuan rumah seperti yang pernah terjadi di tahun  1984 (Piala Eropa) dan 1998 (Piala Dunia).Kemenangan ini tentu saja berkat kerja keras seluruh armada yang dinahkodai oleh sosok Fernando Santos. Dengan tangan dinginnya, ia berhasil menyatukan para pemain senior dengan beberapa pemain muda yang salah satu diantaranya tercatat sebagai pemain termuda yang mampu menjuarai Piala Eropa, Renato Sanches.

Selain hal ihwal tersebut diatas, ada alasan lain dibalik suksesnya Ronaldo dan kolega. Rupanya kemenangan tersebut tidak lepas dari faktor pemain ke 13 yang rupanya “turut” membantu pasukan Portugal mengangkat trofi Henri Delaunay. Dia bukan supporter yang sering digadang-gadang sebagai “pemain bayangan” yang berperan sebagai stuntman bagi kemenangan sebuah tim, Dia juga bukan Dewi Fortuna yang menjelma menjadi kupu-kupu yang hinggap di wajah Ronaldo. Dia adalah lawan yang justru mendatangkan mimpi buruk bagi CR7.


Ya… DImitry Payet. Sosok dibalik keluarnya sang mega bintang di menit ke 25. Tekel kerasnya membuat sang mega bintang harus menjalani perawatan bahkan harus ditandu keluar sebelum babak pertama usai. Insiden ini tentu mengundang pro dan kontra. Bagi para pendukung Portugal jelas ini adalah sebuah kerugian, sebaliknya bagi para pendukung Prancis ini sebuah keuntungan. Dan mungkin Bagi Payet dkk, insiden tersebut sepertinya akan menjadi angin segar mengingat Ronaldo adalah sosok sentral dalam permainan Portugal. Namun kenyataannya yang datang justru angin topan bagi pasukan Les Blues.

http://photo.liputan6.com/bola/kehebohan-ronaldo-saat-jadi-asisten-pelatih-dadakan-2549991

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1285145/big-portrait/075995500_1468222382-20160711-Ronaldo-Prancis-Euro-2016-Reuters5.jpg


Pasca ditandu keluar, Ronaldo justru menjelma menjadi sosok “pelatih bayangan atau motivator” dalam waktu kurang lebih satu jam kedepan. Dan CR7 terbukti berhasil menjalankan tugas barunya itu. Bahkan bisikannya pada Eder sebelum masuk menggantikan Renato Sanches justru berbuah gol kemenangan bagi Portugal (Sumber). Mungkin saja setelah pensiun dari pemain, Ronaldo bisa menjalani profesi terbarunya sebagai pelatih atau motivator bagi sebuah tim sepakbola.  

So, barangkali ucapan terima kasih selain diberikan kepada pelatih, pemain dan supporter, saya rasa Payet juga harus mendapatkan ucapan yang sama.

CONGRATZ PORTUGAL!

RESPECTCR7!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline