[caption caption="pergi sekolah foto koleksi pribadi"][/caption]
"Mohon maaf pak, terpaksa kami harus mangil bapak ke sekolah,ini menyangkut pembiayaan yang belum bapak lunasi,kalau bapak tidak melunasi hari ini terpaksa anak bapak tidak bisa ikut ujian" kata seorang wali kelas."buk, apakah tidak bisa kami di kasih toleransi agak satu atau dua minggu buk,InsaAllah akan saya lunasi,tapi mohon buk izinkan anak saya ikut ujian ini" kata pak udin sambil memelas."tidak bisa pak,maaf,bapak hanya punya waktu hari ini sampai jam 14.00".
Dengan wajah lesu,pak udin mengayuh sepedah ontelnya pulang dengan memboncengi anaknya Adza,tak sepatah katapun terucap dibibirnya.seperti hari hari yang sudah,biasa cengkrama dan gelak tawa,kini hanya bunyi kayuh ontel yang sudah berkarat terdengar jelas.
Sesampai dirumah...
"Totalnya berapa pak?" Tanya istri pak Udin."Dua juta tigaratus ribu rupiah buk" jawab pak Udin."pak Mahmud dan tetangga kita buk Asih tadi datang juga pak,nagih pinjaman kemaren"
Pak Udin duduk termenung di ruang makan,tak tau apa yang harus dikerjakan hari ini,sementara jam telah menunjukakkan jam 12.00 wib.sesaat kemudian dia bergegas ke dalam kamar dan mengambil sesuatu diatas lemari kayu,dan bergegas pergi meninggalkan rumah,"pak,,pak tunggu" seru Adza,"pak biar,kalau saya harus berhenti sekolah tidak apa-apa,saya tidak mau berhenti punya bapak"isak tangisnya tumpah.
"Tidak anakku,bapak hanya keluar sebentar,mudah-mudahan bapak dapat rezeki nanti di luar" ujarku
"Tapi mengapa bapak bawa kelewang itu?tanya Adza
"Ooo ini cuma buat motong rumput," jawab pak Udin
"Pak,,bapak janji ngak akan berbuat apa-apa"pinta Adza.
"Ya..bapak janji,InsaAllah kamu bisa ujian besok,"sambil mengayuh sepeda ontelnya.